INBISNIS.ID, BORONG – Sekadar merefresh daya ingat pembaca. Bulan Juni Tahun 2021 Anugerah Pesona Indonesia merilis 136 kabupaten/kota dari 27 provinsi menjadi nominator pada 18 kategori yang diperebutkan pada ajang Anugerah Pesona Indonesia ke-6. Tari Vera dari Etnis Rongga Kabupaten Manggarai Timur merupakan salah satu seni tari tradisional pada kategori Atraksi Budaya Paling Populer bersama sembilan atraksi budaya lainnya.
Tari Vera saat itu melecut semangat di tengah merebaknya pandemi covid-19 di daerah ini. Nominasinya ibarat tetes air hujan di gurun. Menyegarkan, menggairahkan dan menumbuhkan semangat patriotisme, terutama warga Rongga sebagai pemilik. Rongga dalam peta budaya Manggarai Timur adalah salah satu etnis dengan kekayaan budayanya yang unik. Salah satu yang terkenal yaitu tari vera telah menjadi kekayaan budaya Indonesia.
Pada awal voting dibuka, kinerja tari vera menunjukan grafik yang cukup menggembirakan. Tercatat pada akhir Juli 2021 Tari Vera menempati urutan kedua dari sepuluh nominator. Namun posisi ini tidak bertahan lama seiring gencarnya promosi yang dilakukan oleh nominator lain.
Sebulan setelah itu, peringkatnya turun ke tiga setelah tari Banjar Kemuning dari Kabupaten Sidoarjo dan Tari Bajang dari Kabupaten Lima Puluh
Koto. Dua Atraksi Budaya Tradisional ini masing-masing menempati urutan kedua dan pertama pada kategori Atraksi Budaya Paling Populer awal November 2021. Fluktuasi peringkat Tari Vera kala itu memantik pertanyaan, rasa penasaran dan juga keprihatinan.
Akankah tari vera bisa bertahan pada kelompok lima besar atau sebaliknya menjadi juru kunci? Penulis sendiri bertanya-tanya dalam hati “jangan-jangan hanya “kami” saja yang pontang panting mengampanyekan, menyebarluaskan dan memvotenya. Sedangkan “kalian”dan “mereka” tidak”. Hingga pengumuman pemenang, tari vera tetap tidak bisa memperbaiki peringkatnya.
Pada tahun 2022 ini, kesempatan itu kembali datang. Teluk Nanga Lok, sebuah obyek wisata pantai yang terletak di Desa Golo Lijun Kecamatan Elar, kembali menjadi salah satu nominator pada kategori Surga Tersembunyi, the hidden paradise.
Nominator lain pada kategori yang sama adalah Air Terjun Sungai Bulan, Kabupaten Tebo, Bahuluang Kabupaten Kepulauan Selayar, Danau Framu, Kabupaten Maybrat, Danau Ulak Lia Kabupaten Musi Banyuasin, Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, Pulau Panjang Paleleh Kabupaten
Buol, Pulau Sugi Kabupaten Karimun, Riam Uak Kabupaten Kotawaringin Barat, dan Terujak Falls, Kabupaten Aceh Timur. Berita gembira ini menjadi energi positif baru untuk mengakselerasi pembangunan sektor pariwisata, yang notabene menjadi sektor andalan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur.
Apresiasi API ini sesungguhnya mau menegaskan bahwa kekayaan pariwisata daerah Manggarai Timur bukan sekadar isapan jempol. Obyek wisata yang bervariasi, unik dan berkelimpahan, didukung oleh gencarnya upaya promosi, baik oleh Pemerintah Daerah, warga maupun oleh para jurnalis lokal dan nasional, telah menarik perhatian komite seleksi API.
Apresiasi publik atas pembangunan sektor pariwisata di Kabupaten Manggarai Timur sesungguhnya tidak hanya datang dari API semata tetapi juga dari Pemerintah Kota Pasuruan, Provinsi Jawa Timur.
Mereka datang melakukan Studi Tiru Pembangunan Pariwisata. Sesuatu hal yang menurut hemat penulis melawan pakem pembangunan di Indonesia. Sebab “Timur” lah yang biasanya berguru ke “Barat”. Bukan Barat yang berguru ke Timur. Lalu, bagaimana menyikapi nominasi Teluk Nanga Lok pada ajang API tahun 2022? Apresiasi, Kritisisme dan apatisme warga jika dicermati melalui beberapa diskusi media, sikap warga sepertinya tidak jauh beda saat Nominasi Tari Vera pada tahun 2021. Ada tiga sikap warga yang bisa disimpulkan.
Pertama adalah mereka yang memberikan apresiasi. Yang digolongkan ke dalam kelompok ini menilai, bahwa apresiasi API terhadap Teluk Nanga Lok adalah wujud nyata betapa mempesonanya obyek wisata Manggarai Timur karena itu patut dihargai dan disyukuri.
Mereka biasanya cenderung memilih aksi nyata dan secara proaktif mencari informasi lalu membagi dan mengajak kolega, keluarga dan juga group entah itu alumni, keluarga atau group profesi untuk memberikan dukungan.
Mereka lebih care pada cara pandang yang positif-progresif untuk perubahan daerahnya. Mereka cenderung menerima kekurangan yang ada dan meyakini bahwa pada saatnya kekurangan itu akan dibenahi sesuai kemampuan yang dimiliki daerah.
Karena itu program apapun yang ditawarkan kepada mereka akan selalu diterima dan didukung. Tidak ada kata menolak. Kelompok kedua adalah kelompok warga yang kritis. Kelompok ini lebih cenderung berdiskusi panjang lebar dengan membangun kekuatan argumentasi melalui ekspose data dan fakta.
Mereka lebih senang mengkritik segala sesuatunya. Mereka tidak menerima sebuah realitas begitu saja. Mereka akan membongkar terutama sisi lemah dan menawarkan pilihan-pilihan yang rasional. Dalam konteks Touring Desa Wisata, misalnya, terdapat point penting yang mesti didahulukan untuk dibenahi.
Point yang dimaksudkan yaitu tentang akses ke obyek wisata yang kurang mendukung. Selain akses, juga sarana amenitas yang belum memadai.
Karena itu, kampanye pilih Teluk Nanga Lok yang digagas dan diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur melalui kegiatan Tour Desa Wisata kurang efisien dan efektif. Hanya menghabiskan uang daerah.
Mereka lebih mendukung dan menawarkan penguatan UMKM. Kelompok terakhir adalah kelompok warga yang acuh tak acuh. Kelompok ini merasa selalu diabaikan dalam urusan pembangunan.
Mereka merasa tidak atau kurang didengar dan kurang diperhatikan. Mereka cenderung tidak peduli dengan rupa macam urusan di luar urusan diri, keluarga maupun kelompoknya. Ikut mengkampanye dan mem vote Teluk Nanga Lok tak akan merubah hidup mereka. Menurut mereka yang mendapatkan untung dari semua itu adalah orang atau kalangan tertentu saja. Karena itu mereka memilih diam, melihat dan hanya menonton.
Sikap manakah yang lebih bijak? Gereja Katolik Lokal dan Pembangunan Pariwisata Membincangkan pembangunan pariwisata (baca: Teluk Nanga Lok) tanpa melihat perspektif pastoral Keuskupan Ruteng rasanya kurang lengkap. Keuskupan Ruteng dalam sidang pastoralnya pada awal januari 2022 menjelaskan, tentang sikap Gereja Katolik terhadap pembangunan pariwisata (Baca : Pariwisata Holistik) di wilayah Dioses Ruteng.
Bapak Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat, Pr. menjelaskan, pariwisata holistika ke dalam tiga tema yaitu Berpartisipasi, Berbudaya dan Berkelanjutan.
Umat Katolik mesti ambil bagian dan tidak hanya mau mendapatkan untung. Pelibatan diri adalah wujud keluhuran ciptaan sebagai manusia. Berbudaya berarti menghargai dan merawat kearifan dan tradisi lokal, inklusif, dialogal dan lentur dalam budaya mondial.
Berkelanjutan memiliki makna penghormatan terhadap lingkungan menuju integritas ciptaan sebab bumi adalah rumah kita hidup (Floressmart, minggu 8 Januari 2022). Dalam tugas penggembalaan Gereja Katolik lokal secara konsisten menerjemahkan tiga tema pariwisata holistik yang digagas dan diinisiasinya.
Sebagai misal, di Kota Borong pada bulan Mei Tahun 2022, Devosi kepada Bunda Maria yang biasa dijalankan setiap bulan Mei, diarak secara meriah dalam nuansa adat Manggarai.
Patung Bunda disambut oleh umat pada setiap stasi dengan terlebih dahulu diterima dengan Kepok Curu diikuti danding, dendek, dan tarian serta terakhir, sebelum pentahtaan, dengan kepok kapu.
Dengan terang pemikiran Gereja Katolik lokal tersebut, menjadi jelas dan tegasbetapa gereja (baca: kitab/umat) mendukung pembangunan pariwisata di daerah ini.
Namun gereja katolik memberikan beberapa catatan kritis kepada umatnya untuk melibatkan diri dalam setiap upaya pembangunan sektor pariwisata (partisipatif), tidak apatis dan tidak sekadar kritis melainkan terbuka dan membangun komunikasi untuk pemuliaan ciptaan (berkelanjutan). Dalam pandangan Gereja Katolik lokal ini sesungguhnya sudah terimplisit sikap bijak apa yang semestinya dimiliki oleh warga Manggarai Timur.
Satu Lubang Intip Strategis API bukan panggung kelas kabupaten atau propinsi. API adalah panggung bergengsi tingkat nasional. API strategis memajukan kehidupan warga daerah ini.
Memenangkan panggung API merupakan kesempatan emas bagi setiap daerah untuk dikenal luas dan dalam serta meningkatkan kesejahteraan warga daerah ini (Pujaan Sari, 2019. Thesis). Karena itu, satu lubang intip ke Manggarai Timur ini hendaknya dapat dimanfaatkan secara optimal.
Nominasi Tari Vera tahun sebelumnya adalah pelajaran berharga untuk dijadikan cermin evaluasi untuk pemenangan Teluk Nanga Lok. Teluk Nanga Lok bisa jadi lokomotif yang menggerakan ekonomi kreatif dan usaha skala mikro yang berada desa-desa di bagian utara Kabupaten Manggarai Timur.
Teluk Nanga Lok bisa jadi menggerakan produk-produk pertanian Manggarai Timur yang semula terbatas pada konsumsi rumah tangga bergeser memenuhi kebutuhan hotel atau konsumsi pasar. Teluk Nanga Lok bisa jadi mendorong penciptaan lapangan kerja alternatif-solutif atas penerapan kebijakan kepegawaian pada tahun 2023.
Teluk Nanga Lok bisa jadi menciptakan fresh money ke obyek wisata lain di utara seperti feeding Regu (Komodo di Manggarai Timur) dan Danau Lotus Rana Tonjong. Memang Teluk Nanga Lok bukan Lampu Aladin yang bisa menyulap semuanya dalam hitungan detik.
Banyak hal perlu dibenahi. Dalam kajian BOP Labuan Bajo, disebutkan daya saing sektor pariwisata Kabupaten Manggarai Timur terendah dari 11 Kabupaten koordinatif BOPLF dan diklasifikasikan ke dalam tahap berkembang (BOP, 2021). Competitivenes index rendah tersusun dari interval nilai atas beberapa variabel dan indikator.
Salah satunya adalah kualitas infrastruktur menuju obyek wisata. Penyebab daya saing rendah ini adalah kurangnya sinkronisasi antara stakeholder dan kualitas SDM (BOP, 2021:51).
Selain itu, sentimen politik pada saat pesta demokrasi turut mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan sektor pariwisata (Yergo, Riset Desa Wisata 2021). Persoalan-persoalan dimaksud sesungguhnya sudah dipahami secara bersama.
Penyelesaiannya tentu tidak sekejap. Butuh waktu dan energi. Berhubung energi yang kita miliki terbatas, maka seyogyanya energi yang kita miliki saat ini dikerahkan untuk kerja-kerja kerja nyata pemenangan Teluk Nanga Lok pada ajang API.
Sekarang waktunya untuk memilih Teluk Nanga Lok bukan mempersoalkan berbagai kekurangan daerah. Teluk Nanga Lok sedang menantang patriotisme kita. Mempersoalkan kekurangan-kekurangan hanya akan memperlambat langkah kita untuk lebih dikenal luas. Saatnya meninggalkan ego dan mengaktifkan superego.
Mari bersama-sama mendukung Teluk Nanga Lok dengan cara mengirim SMS sebanyak-banyaknya ke API18E lalu kirim ke 99386.
Selain itu, melalui HP Android, subscribe, like dan komentar pada channel youtube API dan ikuti Instagram API yaitu @ayojalanjalanindonesia lalu feed.
Jangan sampai cahaya Teluk Nanga Lok semakin temaram dan padam ditimpa tiupan angin diskusi dan debat tak berkesudahan. Sebab kita sedang berkompetisi dengan kabupaten lain di tingkat nasional. Saat tulisan ini dipublish, viewer Teluk Nanga Lok baru mencapai 1.000 sedangkan yang feed pada instagram baru 130 orang.
Oleh : Frans Bukardi, SS
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar