INBISNIS.ID, SIKKA – Solideo Farm merupakan salah satu pusat peternakan ayam kampung unggulan Balai Penelitian Ternak (Balitnak), yang berlokasi di Kloangbolat, Desa Geliting, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka. Sebagai sebuah pusat peternakan ayam kampung, Solideo Farm berkomitmen untuk menjalankan misi kemanusiaan bersama pemerintah dan masyarakat, serta menjalin hubungan kerja sama dengan berbagai pihak, demi keberlangsungan usaha tersebut.
Misi kemanusiaan yang diemban Solideo Farm, kini telah menyentuh banyak orang yang benar-benar membutuhkan. Bayi/balita stunting, gizi buruk, gizi kurang dan ibu hamil kekurangan kronik (bumil kek), menjadi target utama Pemberian Makanan Tambahan (PMT) melalui telur dan daging ayam kampung, hasil produksi Solideo Farm. Tak hanya itu, Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), orang cacat dan orang yang kurang mampu pun, turut mendapatkan perhatian serius dari dari Solideo Farm selama ini.
Salah satunya adalah Angelus Nong Alven, bocah 10 tahun yang tinggal di sebuah gubuk sederhana di Ili Getang, Kelurahan Beru, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka bersama kakek, nenek dan kedua adiknya. Kakek dan nenek itu merupakan ayah dan ibu dari ibunya, sementara kedua orang tua mereka sedang mencari nafkah di tanah Papua. Alven, demikian bocah itu disapa, sebenarnya tinggal di Desa Nelle Wutung, Kecamatan Nelle, sebab dia merupakan siswa Kelas IV SDK Delang. Namun karena masa liburan sekolah, sehingga dia lebih memilih untuk tinggal bersama kakek dan neneknya di gubuk sederhana itu.
Layaknya seperti orang dewasa, setiap pagi dan petang Alven juga turut membantu kakeknya dengan memanjat pohon lontar untuk mengiris dan menyadap nira. Dimana kegiatan itu, sudah dilakoninya sejak duduk di bangku Kelas II SD. Dari hasil mengiris dan menyadap nira lontar itu, selanjutnya akan diolah menjadi minuman khas Sikka (Moke), kemudian dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Melihat hal yang demikian, Owner Solideo Farm, Rofin Muda pun merasa sangat prihatin dan tergerak hatinya. Sehingga bersama keluarganya, Rofin kemudian menyambangi gubuk sederhana untuk bertemu dan berbagi tali kasih bersama Alven, pada Minggu (17/7/2022). Disana mereka akhirnya bertemu dengan Alven, kakek dan nenek, serta kedua adiknya. Kemudian memberikan sedikit bantuan sembako berupa beras, mie instan dan juga beberapa papan telur ayam kampung.
“Waktu pertama kali melihat dan mendengar berita tentang Alven di TVRI, saya langsung meneteskan air mata. Saya merasa sangat kecil dihadapannya. Sungguh luar biasa perjuangan Alven, dia sangat luar biasa, sehingga layak dan pantas untuk mendapatkan ini. Walaupun bantuan yang kami berikan ini belum seberapa, namun itu sudah menjadi komitmen saya bersama istri. Bahwa orang-orang seperti inilah yang harus kita bantu, karena apapun terjadi, mereka adalah pemenangnya,” bebernya.
Tak hanya memberikan bantuan sembako, Rofin yang datang bersama sang istri dan anaknya ini juga langsung memboyong Alven serta kedua adiknya yaitu Martinus Nong Anjelo (7) dan Fransisko Lorenzo (4) menuju pusat perbelanjaan, demi membelikan berbagai perlengkapan sekolah buat mereka. Sementara sang istri, Maria Immaculata Herliana pun menyisihkan sedikit hasil keringatnya, untuk biaya pendidikan mereka selanjutnya.
“Pendidikan adalah hal yang wajib dan hak segala bangsa, apalagi di usia mereka seperti saat ini. Jadi kami memberikan sedikit sembako dan perlengkapan sekolah bagi anak-anak ini. Istri saya juga memberikan sedikit hasil keringatnya, untuk biaya pendidik mereka kedepannya. Mungkin ini hanya sedikit dari kami, tapi tidak menutup kemungkinan akan adanya bantuan dari saudara dan sahabat yang lainnya. Kami juga sangat mengharapkan bantuan itu, karena pendidikan sangatlah penting bagi mereka,” katanya.
Dirinya pun meminta Alven dan adiknya agar dapat bersekolah dengan baik dan rajin, serta selalu mendengarkan dan mematuhi nasehat dari kedua kakek neneknya tersebut. Walaupun dengan berbagai kekurangan, Rofin juga berjanji akan tetap berjuang untuk membantu dan mendorong mereka, demi sebuah pendidikan dan kehidupan yang layak.
Kakek Yakobus Idong (61) dan Nenek Katarina Tensia (59) yang menerima bantuan dari Rofin Muda bersama keluarga pun merasa sangat terharu. Menurut Nenek Katharina Tensia, selama ini mereka belum pernah mendapatkan bantuan dari siapapun.
“Selama ini kami belum pernah mendapatkan bantuan dari siapapun, jadi bantuan ini sangat berarti buat kami. Terima kasih banyak buat Bapak Rofin Muda bersama keluarganya yang sudah membantu Alven dan kami semua. Baru kali ini saya merasa sangat terharu karena bisa dapat bantuan seperti ini,” ucapnya dengan linangan air mata sambil memeluk Alven.
Sementara sang Kakek Yakobus Idong juga menuturkan bahwa, aksi panjat pohon lontar yang dilakukan Alven, dimulai sejak dirinya masih duduk di bangku Kelas II SD, karena sering melihat tetangga mereka yang memanjat untuk mengiris dan menyadap nira lontar.
“Waktu itu dia (Alven) masih kecil, baru Kelas II SD. Saya sering melarang dia untuk tidak memanjat pohon lontar, apalagi usianya masih anak-anak. Tapi dia punya kemauan yang keras untuk memanjat. Dan akhirnya saya juga selalu berusaha untuk mengawasinya, agar dia aman saat panjat hingga turun dari pohon lontar nanti,” ungkapnya.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar