oleh

Site Plan RIP Kangean Disinyalir Satu Kesatuan dengan Bandar Udara

INBISNIS.ID SUMENEP – Site Plan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Kangean disinyalir menjadi satu kesatuan dengan Rencana pembangunan Lapangan terbang (Lapter) atau Bandar udara (Bandara) Kangean. Hal tersebut didasarkan pada hasil Forum Group Discussion (FGD) yang digelar pada bulan Oktober 2021 bertempat di sebuah Hotel di Surabaya dan zoom meeting.

Kepala Kantor UPP Kelas III Sapeken Edi Kiswanto kepada jurnalis INBISNIS.ID Sumenep menyampaikan, Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Kangean merupakan pengenbangan dari Pelabuhan yang ada saat ini, dimana RIP tersebut telah tersampaikan melalui FGD yang digelar pada bulan Oktober 2021 lalu.

“Jadi, untuk mengembangkan pelabuhan di Kangean, sebelumnya telah disusun berupa Rencana Induk Pelabuhan. Maka, pada tahun 2021 kemarin kita sudah menyelesaikan perencanaan itu, yang mana semula Dermaga pelabuhan hanya 51 meter (axisting sekarang) menjadi 120 meter, sehingga Kapal bisa sandar lebih leluasa,” jelasnya.

Lanjut kata Edi Kiswanto, dalam pembahasan waktu FGD, dari Dinas Perhubungan Provinsi Jatim maupun Dinas Perhubungan Kabupaten Sumenep, akan diintegrasikan dengan kawasan Pariwisata, serta akan dibangun Site Plan Bandara Pesawat terbang yang bisa landing di air.

“Terkait Lapter, bisa langsung menanyakan ke Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur. Karena disana pernah membahas ada rencana pengembangan Lapangan terbang di Kangean itu, titiknya mereka yang lebih tahu,” ujar Edi, mengingat wilayah tugasnya saat ini selaku Kepala Kantor UPP Kelas III Sapeken yang membawahi wilayah kerja Pelabuhan Kangean dan Pelabuhan Pagerungan, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep.

Terkait FGD yang digelar Oktober 2021 lalu, Edi menanggapi bahwa, FGD dilakukan bersama Pemerintah Kabupaten Sumenep. salah satu yang kita minta agar ada akses jalan masuk dan keluar. Karena sebagaimana masyarakat mengetahui bersama, akses jalan menuju pelabuhan Kangean, apabila musim haji dan umrah, serta musim liburan panjang dan mudik balik lebaran, pasti akses jalan ke area pelabuhan itu macet.

“Jadi, dengan adanya dua akses keluar dan masuk pelabuhan. Hal ini sudah dikomunikasikan ke pihak Pemkab Sumenep, karena terkait dengan kebijakan RTRW atau pembebasan lahan di sekitar pelabuhan tersebut. Kalau pembangunan pengembangan pelabuhan dilaksanakan, namun akses jalannya tidak dibangun, maka tidak bisa dikatakan menyelesai persoalan secara keseluruhan,” tukasnya.

Kata Edi, Selain pengembangan Dermaga, direncanakan ada reklamasi yang rencananya di Design untuk lapangan penumpukan barang, parkir, banker minyak dan lain-lain.

“Awal tercetusnya ide pengembangan Pelabuhan Kangean, ketika itu saya mendapatkan beberapa masukan dari warga dan tokoh masyarakat di Kangean, yang kemudian saya susun rencana itu, dan saya diskusikan di FGD tersebut. Sehingga kemudian ada program dari Pemerintah Provinsi Jatim untuk mengembangkan pelabuhan Kangean,” ulasnya.

Lebih lanjut kata Edi, disitulah mulai tercetus kenapa di Kangean tidak ada Bandara. Insya’allah masyarakat Kangean mampu secara ekonomi untuk melakukan aktivitas dengan menggunakan transportasi yang kelas menengah ke atas.

“Terkait pelabuhan menjadi satu kesatuan dengan Bandara atau Lapter, dan persoalan menyangkut pembebasan tanah, itu ranah Pemerintah Daerah Sumenep ataupun Pemprov Jatim. Secara teknis hal ini bisa ke Kementerian Perhubungan, khususnya terkait Bandara Kangean,” ungkapnya.

Menurut Edi, Pulau Kangean dan sekitarnya memiliki potensi wisata yang luar biasa. Langkah pengembangan pembangunan pelabuhan dan Lapter di Kangean sangatlah tepat untuk kemungkinan terkoneksi dengan akses pariwisata, dengan rute pulau Gili Iyang – Kangean – Bali – PP.

“Tahun 2021, saya pernah bersama turis dari New Zealand perjalanan dari Bali ke Kangean untuk melihat potensi wisata yang luar biasa di wilayah Kangean dan sekitarnya. Oleh sebab itu saya meminta terkoneksi, yakni Design Site Plan Pesawat udara yang bisa landing di laut, yang mana nanti Pariwisata menjadi satu paket kesatuan dengan Pulau Gili Iyang – Kangean – Bali – PP,” harapnya.

Masih kata Edi Kiswanto, Konsep kami itu didasarkan pada keinginan dan harapan masyarakat Kangean, yang mana masyarakat Kangean cenderung menginginkan jenis pesawat ATR yang muatannya lebih banyak, ketimbang pesawat kecil dengan daya muat penumpang 12 orang.

“RIP Kangean tersebut per Januari 2021 sudah diserahkan ke Dinas Perhubungan Provinsi Jatim, untuk teknis detailnya bisa hubungi Dinas Perhubungan Provinsi Jatim bidang hubungan udara. Kalau saya, saat ini hanya bisa menyampaikan di bidang lautnya, yakni Keselamatan dan Keamanan Pelayaran,” tegasnya.

Edi Kiswanto berharap kepada teman-teman, tetap semangat dalam memperjuangkan kepentingan Masyarakat, karena Kangean ini luar biasa.

“Bagi saya pejabat publik yang mengabdi di Kepulauan yang penuh dengan tantangan, yang mana Kangean ini wilayahnya sangat memungkinkan untuk semakin dikembangkan. Sudah sangat tepat dan sudah saatnya Kangean untuk dikembangkan menjadi lebih maju,” tandasnya.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *