oleh

Ruminah, Mengais Rezeki di Tengah Pandemi: Ini kisahnya

-Bisnis-237 views

INBISNIS.ID-SEMARANG, Suatu malam, Ruminah (56) sulit tidur meskipun mata sudah layu. Dia tak berhenti berfikir akan nasib yang ia alami selama membuka usaha jual meja kursi di pinggiran Kedung mundu kota Semarang. Pasalnya tak satupun dari warga bahkan lembaga yang membeli produk yang ia rintis sejak 3 tahun silam Usaha jual beli meja kursi tepatnya, dampak pandemi sangat ia rasakan beberapa tahun ini.

Penjualan meja kursi sangat turun drastis, bahkan tidak ada pembeli. Padahal ia harus membayar uang kontrak lahan yang ia gunakan setiap tahunya. Setiap hari ia harus mondar dari Mranggen ke Semarang.

Untuk membuka kios usaha nya, setiap waktu ia terlihat membersihkan meja kursi yang terkena debu jalanan. Umur Ruminah yang kian menua, tak ingin merepotkan anak anaknya yang sudah berkeluarga.

“Membuka usaha ini, sebenarnya tidak ingin merepotkan anak anak saya mas, kebetulan kami dari keluarga kurang mampu,” terangnya, Selasa (28/12).

Pekerjaan menjadi jualan meja kursi ia lakoni hanya seorang diri, kelima anaknya sudah berkeluarga dan mempunyai kesibukan masing masing. Hanya saja dalam penjualan ia dibantu oleh salah satu anaknya untuk mengantarkan pesanan bahkan melayani pembeli saat transaksi.

Seperti yang diketahui, Ruminah hanyalah orang tua yang tidak lulus SD saat itu, sehingga sedikit susah untuk menjelaskan kepada para pembeli untuk transaksi.

Modal untuk membuka usaha meja kursi ia dapat dari pekerjaan sebelumnya ketika merantau di Jakarta. Saat pulang kerumah, ia bingung untuk apa hasil dari kerja payah nya saat di Jakarta.

Hanya saja, salah satu dari anaknya mempunyai usaha mebel, maka dari itu ia berinisiatif untuk membantu dan berjualan di pinggiran kota Semarang. Ia berinisiatif memulai penjualan meja kursi, dikarenakan waktu awal sebelum pandemi permintaan masyarakat lumayan banyak, sehingga ia harus menggelontorkan semua uang untuk modal penjualan meja kursi. Namun nahas, hanya beberapa bulan saja membuka. Tiba tiba pandemi Covid-19 datang Setiap toko dan dan kios harus tutup seketika di wilayah tersebut. Tak dimungkiri, ia juga terdampak akan pandemi tersebut. Dari awal pandemi sampai sekarang, pembelinya pun bisa dihitung dengan jari

Ia mengatakan pendapatan selama pandemi tidak menentu. Bahkan ia mengatakan beberapa bulan saja tidak pernah ada pembeli yang datang di kiosnya.

“Selama pandemi tidak ada yang beli mas, bahkan hampir setahun,” ungkapnya

Ia menambahkan selama pandemi pun juga tidak pernah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah. Sudah beberapa tahun selama adanya pandemi satu pun bantuan tidak pernah datang kerumahnya. Ia hanya bisa pasrah dan bersabar dalam berikhtiar. Setiap malam ia selalu berdoa sambil menangis untuk mengharapkan kasih sayang Tuhan

“Setiap malam menangis, selalu berdoa pada yang maha kuasa supaya diberikan jalan keluar,” ucapnya.

Ia menambahkan, saat ini ia juga terkena penyakit tumor ginjal. Sudah beberapa kali berobat ke dokter namun masih belum juga bisa diatasi karena kendala biaya.

“Beberapa kali Rontgen ternyata ada gejala tumor di ginjal, ingin operasi tapi tidak punya uang untuk membayar,” ungkapnya.

 

Lanjut Ruminah, selama ini tidak pernah dapat BPJS untuk meringankan pengobatan nya, setiap periksa ia harus mengeluarkan uang sendiri untuk berobat.

Ia pun berharap adanya bantuan dari pemerintah disaat pandemi kali ini. Supaya usahanya bisa berjalan lancar dan mampu menopang kehidupan sehari hari.

“harapannya pemerintah membantu saya yang dari keluarga kurang mampu, dan supaya mampu bertahan hidup di pandemi kali ini. Soalnya pandemi ini sangat terasa bagi untuk saya mas.” tutupnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *