oleh

Raup Rupiah di Masa Pandemi dari Usaha Odong-Odong

INBISNIS.ID, DENPASAR – Akibat Pandemi Covid-19 yang menyerang dunia termasuk Indonesia, telah banyak tempat usaha atau bisnis yang terpaksa harus tutup tak terkecuali di di Bali. Hal ini menjadi masalah yang besar karena menyebabkan banyak terjadi pengangguran terutama bagi para pekerja atau karyawan dan para pelaku pariwisata.

Mereka yang terpaksa harus kehilangan pekerjaan akhirnya beralih profesi dengan berbagai pekerjaan karena tuntutan ekonomi yang terus berjalan. Kebanyakan memilih menjadi pedagang, mulai dari bisnis kuliner, jual sayuran, dagang sembako, bisnis cafe, ada yang menjadi petani, bahkan ada yang menjadi kuli bangunan dan kuli angkut.

 

Ngurah Panca, pria asal Singaraja yang pernah berjualan makanan setelah kehilangan pekerjaan akibat Pandemi Covid-19 melihat peluang lain, ia memilih menjadi penyewa mainan anak yaitu permainan Odong-Odong.

“Saya terinspirasi oleh anak saya yang selalu minta main odong-odong, karena ketika saya antar untuk bermain selalu ramai dan terlihat anak-anak sangat gembira termasuk anak saya yang sampai tidak mau berhenti,” kata Ngurah, Rabu (1/12).

 

Ngurah menuturkan, dengan sisa uang yang ada ia memutuskan untuk membeli satu set permainan odong-odong untuk memulai usahanya di Jalan Tukad Badung, Renon, Denpasar.

“Kami buka setiap hari mulai jam 18.00-22.00 Wita kecuali kalau hujan kami tutup dan tarifnya pun tidak mahal, sekali main hanya Rp.5.000/ 3 lagu. Paling ramai biasanya pada hari Sabtu dan Minggu serta hari libur,” jelas Ngurah kepada INBISNIS.ID di Jalan Tukad Badung.

 

Hal senada diungkapkan oleh Faizal yang berjualan gorengan sambil menyewakan dua set odong-odong di Jalan Tukad Petanu, Panjer – Denpasar.

“Buka jam 18.00-22.00 Wita, dengan tarif 5 Ribu sekali main saya bisa dapat sampai 500 Ribu dalam semalam tapi karena sekarang mulai musim hujan jadinya agak sepi,” kata Faizal.

Faizal mengungkapkan, tidak mengalami banyak kesulitan mengoperasikan odong-odong karena hanya putar musiknya dan mesinnya jalan sendiri sedangkan anak-anak yang lagi main sudah diawasi oleh orang tuanya masing-masing.

 

“Jadi kalau anak-anak sudah naik dan musik sudah jalan, saya bisa sambil jualan gorengan karena anak-anak sudah ada orang tua yang mengawasi,” pungkas Faizal.

(Herman Yosef Subu Sadipun/Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *