INBISNIS.ID, JEMBRANA – Peternak ayam petelur resah disebabkan bahan dasar pakan yang merangkak naik, harga yang semula Rp58 ribu kini melonjak mencapai harga Rp70 ribu. Hal ini jelas berpengaruh pada kenaikan harga telur ayam dipasaran.
Polemik ini sangat berdampak bagi para peternak, salah satunya Dewa Ayu Putu Suriati. Selain itu kenaikan ini turut dirasakan oleh konsumen yang tidak mengetahui kenaikan telur ayam justru berawal dari kenaikan harga pakan.
Pemilik ayam petelur Dewa Ayu Putu Suriati (58), Banjar Kembang Desa Cupel, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana mengatakan, semenjak harga pakan naik mulai resah dengan harga telur naik. Berdampak pembeli maunya membeli murah dengan menawar. Mau tidak mau tetap menjualnya.Imbas telur yang dari harga per-krat 45 ribu kini menjadi seharga 55 ribu. Untuk Jumlah ternak ayam petelur ada 1.350 ekor.
“Untuk komoditi pakan dalam sehari 1,5 kwintal dengan harga perkilo 74 ribu. Yang setiap hari 2 kali memberikan pakan. Selain pakan juga perawatan seperti vitamin, sehingga menghasilkan telur yang baik dan bermutu. Pemeliharaan dan perawatan kandang juga menggunakan sanitasi, sehingga kotoran ditampung dalam sumur pembuangan. Upaya ini dilakukan agar tidak merusak alam terutama bau kotoran ayam tersebut,” jelasnya pada Jumat (24/06).
Suriati juga menyampaikan, harga ambil di kandang 45 ribu. Dari hasil pakan saja sehari 1.050 ribu dan hasil telur 1.440 ribu. Sistem panen setiap hari 960 butir telur.
“Harapan pakan tetaplah sehingga bisa sedikit lega. Selain pelanggan ada juga pelanggan dari tetangga sendiri. Dulu ayam petelur di beli dari luar kabupaten,” pungkasnya.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar