oleh

Plan Indonesia, Perubahan Iklim Bukan Sekedar Isu Tapi Nyata Dirasakan

INBISNIS.ID, NAGEKEO – Isu Perubahan cuaca dan iklim menjadi trend global yang sering dibahas oleh para pemimpin di seluruh dunia, bahkan perihal perubahan iklim dan cuaca saat ini bukan sekedar isu melainkan ancamannya mulai dirasakan dalam kehidupan nyata saat ini.

Hal itu dikemukakan oleh Zuni Atmi,  Program Implementasi Area Manajer Yayasan Plan Indonesia Nagekeo, dalam sambutannya ketika membuka kegiatan pelatihan tata kelola cuaca dan iklim yang di gelar Yayasan Plan Indonesia, Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (30/05/2022). 

Pelatihan yang digelar Yayasan Plan Indonesia diselenggarakan selama 2 hari di Aula Hotel Pepita, Danga, Mbay, dengan peserta yang hadir adalah para Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Para Camat dan Kepala Desa, Forum Penanggulangan Resiko Bencana (FPRB) kabupaten Nagekeo dan Organisasi Non Pemerintah atau LSM. 

“Beberapa hal yang melatarbelakangi kegiatan hari ini, salah satunya adalah baru minggu lalu Indonesia menjadi tuan rumah, Forum Diskusi internasional yang diselenggarakan di PBB. Forum ini menjadi agenda Internasional untuk meninjau kembali beberapa agenda pembangunan secara global yang berperspektif secara ketangguhan dan adaptasi perubahan iklim,” Jelas Zuni.

Zuni Atmi mengemukakan bahwa berbicara perihal  perubahan iklim bukan sekedar isu, melainkan indikator-indikator perubahan iklim itu sendiri sudah tampak nyata dirasakan dalam realita  kehidupan manusia era sekarang. 

“Tidak usah jauh-jauh omong soal suhu bumi yang sudah meningkat, gelombang air laut yang sudah tidak bisa diprediksi lagi untuk para nelayan, pasang surut ROB, banjir, tanah longsor dan kekeringan, yang paling dekat misalnya, kita di Nagekeo, para petani di Keo Tengah atau Mauponggo, yang setiap tahunnya mengandalkan cengkeh yang seharusnya panen pada bulan ini dan beberapa bulan kedepan, banyak yang tidak panen karena curah hujan tinggi tahun ini. Ini merupakan salah dampak perubahan iklim yang kita hadapi,” Jelasnya.

Foto : Bupati Nagekeo, Johanes Don Do, membuka Kegiatan Pelatihan Tata kelola cuaca dan iklim, Senin, 30 Mei 2022

Berkaitan dengan Adaptasi  Perubahan iklim, sebagai Organisasi Non Pemerintah yang sedang bermitra dengan pemerintah kabupaten Nagekeo, Plan International Indonesia Fokus mendukung pemda Nagekeo dalam Hal Ketangguhan dan Kemanusiaan. 

“Ketangguhan dan Kemanusiaan ini, kita fokus pada pra bencana, sampai pada ketika bencana itu terjadi. dari proses bencana itu sendiri, Satu hal yang kita petik adalah sebagai evaluasi, bagaimana kesiapsiagaan bencana selanjutnya. Evaluasi itu untuk melihat proses pemulihannya seberapa cepat.  Terlepas dari itu, sekarang yang sudah kita agendakan di tingkat Nasional maupun global adalah bagaimana mengantisipasi kerugian dari kejadian bencana itu,” Urai Zuni Atmi. 

Sementara itu, Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do, dalam sambutannya ketika berkesempatan hadir membuka secara resmi kegiatan Pelatihan Tata kelola cuaca dan iklim yang diselenggarakan Plan Indonesia, berterimakasih kepada Plan Indonesia atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

Bupati Nagekeo mengungkapkan bahwa Urusan Bencana, Ketahan Bencana dan Perubahan Iklim telah masuk dalam misi ke empat Pemerintah  Daerah yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kabupaten Nagekeo Yakni mewujudkan Kabupaten Nagekeo yang nyaman tempat tinggal yang damai, Asri dan Lestari. 

“Tujuan kita, kita sudah masuk disana, Sasaran dan juga indikator, mulai dari indikator risiko bencana, indikator kualitas lingkungan hidup, indikator kualitas air, indikator kualitas udara, indikator kualitas tutupan lahan, ini berhubungan dengan kekeringan, resiko kebakaran, erosi dan longsor. Ini semua menjadi pekerjaan besar kita dan tidak bisa habis, oleh karena dalam ruang ini hadir para kepala desa, yang pegang dana desa,” Ungkap bupati Don.

Bupati Nagekeo mengemukakan bahwa selain berbicara lingkungan kita pun perlu menjaga sumber Daya Manusia (SDM) agar keduanya didorong secara selaras kedepannya, maka Ia meminta Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) dialihkan untuk penanganan stunting dan gizi buruk. 

“Bagaimana SDM dan lingkungan tetap kita jaga kedepan sehingga kita tetap menjaga kelangsungan hidup, menjamin kesejahteraan masyarakat dan penting, kita tetap berkibar dalam daya saing G 20. Kebetulan ada para kepala desa saya titip sekalian, kedepannya, BLT DD kita geser sudah untuk penanganan gizi buruk dan stunting, nanti ada surat bupati menyusul,” Imbau Bupati Don.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *