INBISNIS.ID, JEMBRANA – Burung Puyuh (Coturnix coturnix) atau bahasa Jawa Gemak merupakan komoditas ternak unggas yang kurang populer dibandingkan dengan jenis unggas lainnya (Ayam Ras Pedaging/Petelur, itik). Akan tetapi sebenarnya Burung Puyuh mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan, karena puyuh menghasilkan pangan yang tinggi nilai gizinya dan dapat membantu penyediaan sebagian protein hewani yang dibutuhkan dalam makanan kita sehari-hari.
Peternak burung puyuh Muhammad Khoirul Anam biasanya dipanggil Pak Anam asal Banjar Airanakan Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana menceritakan burung puyuh petelur awal dirintis pertama di bali tahun 2011. Bibit dibeli dari luar bali. Akan tetapi setelah tahu cara pengembangan dan merawatnya kini malah bisa bibit dan memelihara, Kamis (16/06).
Selain sebagai peternak ia juga sebagai guru Biologi di MAN 3 Jembrana. Memelihara burung puyuh dengan jumlah kandang 12 berjumlah 4 ribu ekor burung puyuh. Masa panen setiap sehari per seribu ekor 8 kg – 9 kg. Ini dilakoni dengan keuletan dan kesabaran.
Anam juga menjabarkan, harga pasar 35 ribu per kilo dan juga ada yang krat. Harga terkadang naik turun tapi beda dengan telur ayam yang naiknya lebih tinggi. Harapan terhadap pemerintah selain pembinaan, pendampingan, serta modal pengembangan usaha. Sebagai usaha ini juga merupakan peluang yang bernilai ekonomi.
“Untuk pemasaran seputaran pasar dan juga dipasarkan ke seluruh kabupaten di bali. Hingga merambah Hotel dan restoran pun memesan terutama telur burung puyuh. Kotoran unggas burung puyuh banyak manfaat sebagai pupuk yang ternyata bermutu tinggi. Magot merupakan hasil yang paling optimal sebagai bahan pakan ternak ayam dan bahkan untuk pakan ikan,” ungkapnya.
Anam menceritakan juga pakan yang dibutuhkan burung puyuh per sak 375 ribu ini dibutuhkan sehari per hari bisa sampai 2 sak dibutuhkan untuk pakan saja. Inilah kendala sejak covid, sehingga bahan baku yang cukup signifikan juga ikut naik. Dan sementara ini dipesan dari luar Bali.
“Sementara peternak burung puyuh di Kabupaten Jembrana ada kelompok pemeliharaan unggas 10 kelompok dan ini pernah dibina dalam upaya pengembangan. Jangan takut untuk berusaha, sebenarnya di Bali terutama di Jembrana budidaya memelihara unggas jenis burung puyuh tidak terlalu sulit. Hanya saja sektor ini secara total juga butuh binaan pasti dari pemerintah,” tuntasnya.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar