oleh

Penjahit di Semarang Ditinggal Puluhan Karyawan Selama Pandemi

-Bisnis-198 views

INBISNIS.ID, SEMARANG – Momen pendaftaran sekolah biasanya dimanfaatkan sebagian besar penjahit pakaian melakoni usahanya. Pasalnya, saat itu mereka kerap kali kebanjiran orderan pesanan seragam dan baju untuk suatu acara.

Seiring dengan hal itu, omzet mereka pun bisa mencapai berkali-kali lipat dari biasanya. Namun faktanya keinginan tersebut tidak berbanding lurus pada kondisi saat ini.

Penyebabnya dengan munculnya pandemi Covid-19 yang melanda saat ini mengakibatkan sendi sendi kehidupan seperti perekonomian mengalami penurunan sangat drastis hingga menimbulkan dampak signifikan terhadap pelaku usaha mikro bahkan makro.

Hal itu yang saat ini dirasakan oleh Basyir (56) penjahit dari Semarang yang selama pandemi ia merasakan dampak yang sangat signifikan, usaha yang ia tekuni saat ini mengalami kemunduran dan rela ditinggal oleh puluhan karyawan nya.

Pasalnya sebelum pandemi ia mempunyai karyawan dari beberapa daerah khususnya dari Wedung Demak, namun saat ini keluar secara bertahap.

“Pandemi ini beberapa karyawan keluar, karena tidak ada pekerjaan yang harus dikerjakan, apalagi permintaan juga tidak ada,” ugkapnya.

Kemudian ia juga menjelaskan bahwa pendapatan selama ada karyawan hampir mencapai 15 juta, namun kini hanya 3 juta saja, itupun hanya dikerjakan sendiri.

Ia juga menerangkan bahwa setiap tahun ia kedapatan pesanan seragam dari kampus Unissula untuk pemesanan seragam, dan dari beberapa instansi lain untuk membuat gaun/modiste.

Namun saat ini ia hanya mengandalkan pesanan dari beberapa orang/instansi saja, meskipun tidak banyak yang penting masih ada pesanan dan bersemangat menjalani nya.

“Untuk pesanan harian hanya beberapa saja, dan itu tidak menentu, ya mungkin dalam seminggu bisa mencapai 10-15 permintaan,” terangnya

Namun dengan begitu, ayah dari 5 orang anak ini tetap mensyukuri dengan keadaan saat ini, meskipun dikerjakan seorang diri ia tetap bersiteguh untuk menambah penghasilan dengan membuka sembako kebutuhan rumah tangga.

Usaha sembako saat ini dipegang oleh istrinya, meskipun pendapatan masih stagnan dalam arti tidak begitu besar dibanding pendapatan usaha jahit.

“Buat tambah tambah penghasilan, selain buka jahit modiste juga buka usaha sembako,” terangnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *