INBISNIS.ID, DENPASAR – Pengusaha Teraso yang berlokasi di Pemogan, Denpasar Selatan, tepatnya di Jalan. By Pas Ngurah Rai, Bali, memilih buka daripada tutup meskipun kondisinya sepi akibat dihantam pandemi Covid 19. Diakui, ia lebih memilih berpasrah kepada Tuhan, karena rezeki itu tidak pernah tahu kapan datangnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Wawan selaku pemilik toko Teraso. Ubin teraso Bali atau dikenal dengan Teraso merupakan salah satu teknik untuk alas lantai, dinding, dan sebagainya yang dibuat dari campuran batu alam kecil-kecil, kapur, pasir, dan bahan lainnya.
Selama pandemi Covid 19, usahanya tetap beroperasi sekali pun tanpa pembeli, dan karyawan pun tidak ada yang dirumahkan. Hal ini diungkapkan Wawan pada Senin, (15/11/2021).
“Masih sepi pembeli penjualan masih dibawa 30%, tidak seperti sebelumnya yang sampai 80% pembeli. Kita terpaksa buka, Karena kalau kita tutup sudah pasti tidak dapat, coba kalau kita buka kemungkinan besar pasti dapat. Jadi, kita pasrah gitu aja,” ujarnya
Wawan menceritakan, selama pandemi Covid 19, rata-rata yang beli Taraso, adalah tamu lokal bukan tamu asing, yang beli juga kadang ada kadang tidak. Jadi, setiap hari saat pandemi seperti saat ini tidak bisa dipastikan satu hari itu bisa dapat pelanggan.
“Kebanyakan yang mesan itu dari Bali saja, dari luar negeri jarang yang mesan karena tidak ada bule yang datang. Kecuali sebelum Pandemi Covid 19. Kalau sebelumnya tamu lokal dan sebagian tamu dari luar negeri banyak yang mesan,” ungkapnya
Lanjut pengusaha Taraso ini, untuk karyawan sendiri selama pandemi Covid 19, tidak ada yang dirumahkan karena mereka sistem harian, jadi semuanya masih bekerja seperti biasa.
“Kita ada 5 orang karyawan dan tidak ada yang dirumahkan semuanya masih bekerja seperti biasa selama pandemi. Karena Taraso ini kita buat sendiri, dan gudangnya ada,” tuturnya
Wawan, pun berharap semoga pandemi ini cepat berlalu biar segala aktifitas bisa kembali seperti normal seperti sebelumnya.
“Kita harapkan semoga Covid 19 cepat berlalu dan kita kembali aktivitas seperti normal lagi,” tutupnya
(Dionisius Harum/Redaksi)
Komentar