oleh

Pengusaha Tempe Tahu di Nagekeo keluhkan Harga Kedelai Mahal, Tempe Tahu Semakin Tipis

-Daerah-970 views

INBISNIS.ID, NAGEKEO – Kacang kedelai merupakan komponen penting dalam memproduksi Tempe dan Tahu. Harga Kacang Kedelai terus melonjak dari waktu ke waktu membuat pengusaha Tempe Tahu tercekik dan mengeluh pendapatan berkurang.

Karim Abdulah, salah satu pengelola Perusahaan Karunia Tempe Tahu, yang terletak di jalan Danga – Marapokot, tepatnya di Ameaba, Kelurahan Mbay I, kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kepada INBISNIS.ID mengaku omset berkurang saat harga kedelai terus tinggi.

Usaha Tempe Tahu Karunia Mbay, Nagekeo, NTT.

“Harga kedelai naik terus ade, tiap tahun tidak pernah turun makin naik ada. dari dulu harga 5000 Rupiah per Kg, naik sampai 10 ribu per Kg, sekarang naik lagi 11 ribu per Kg. Harga naik ini otomatis omset kami berkurang, biasanya 20 masakan, sekarang berkurang sampai 10 atau 12 masakan”, Ungkap Karim Abdulah saat ditemui INBISNIS.ID, Kamis (17/02) siang.

Ia mengaku, Harga Kedelai yang terus membumbung tinggi membuat pengusaha Tempe dan Tahu, terpaksa mengubah ukuran Tempe Tahu menjadi lebih tipis. Skenario itu dilakukan untuk mengimbangi biaya produksi ditengah lonjakan harga sejumlah bahan bakunya.

“Daya beli masyarakat, makin hari makin berkurang karena Tempe Tahunya makin kecil. Harga Kedelainya tinggi maka kita juga harus kasih kurang ukuran. Kalau kita tidak kurangi, gaji karyawan, makan minum karyawan semua kita tanggung. Kita mau ambil dari mana?. belum lagi bahan baku seperti air listrik, itu semua dibeli” demikian keluhannya kepada media ini.

Kata Karim Abdulah, Pengusaha Kedelai sangat terpukul dengan kenaikan harga Kedelai saat ini, dimana biaya-biaya kebutuhan lainya juga ikut naik.

“Sangat terpukul karena semua pembiayaan, seperti listrik juga naik, bahan bakar minyak juga naik, itu semua dampak semua, diperhitungkan semua orang perusahaan itu, mana pajak lagi. Kalau pajak kan tergantung pintar-pintar kita memenej pengahasilan kita tiap hari, kurang tambah saja. Semua masuk anggaran produksi”, bebernya.

Sebagai pengusaha kecil Karim mengaku tidak tahu bersandar kemana. menurutnya ruang pengaduan mereka sangat kecil untuk sampai pada instansi terkait seperti Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Koperindag).

“Namanya pengusaha-pengusaha kecil begini kita mau mengadu sama siapa?, jalur kita sangat kecil ade. Seperti kita mengadu kepada orang perdagangan, kita tidak langsung ke Kepalanya, kita ke stafnya. Kalau stafnya belum tentu dia punya potensi untuk bicara soal itu kepada atasannya. Soalnya disitu. Kita kasihan masyarakat juga, kalau Kedelai naik otomatis Tempe ukurannya semakin kecil ” demikian tandas Karim Abdulah, pengelola Usaha Tempe Tahu Karunia yang ditemui INBISNIS.ID.

( Petrus Fua Betu Tenda / FF )

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *