INBISNIS.ID, DUBAI – Indonesia turut hadir pada pameran INDEX Dubai 2025 yang berlangsung tanggal 27 – 29 Mei 2025 di Dubai World Trade Center, Uni Emirat Arab (UEA).
Partisipasi Paviliun Indonesia pada ajang promosi produk furniture kelas dunia ini dikoordinir Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai dengan dukungan penuh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan.
Produk-produk yang tampil di Pavilion Indonesia kali ini merupakan kolaborasi antara PT Art Classic Indonesia dan salah satu impor agen furniture dan home decor Indonesia di Dubai, yang secara rutin mengimpor dari Indonesia dalam memenuhi kebutuhan pasok proyek-proyek hotel dan resorts di kawasan Timur Tengah.
Tercatat lebih dari 500 visitors mengunjungi Paviliun Indonesia yang berasal dari India, Kazakhstan, Rusia, Jordania, Mesir, Arab Saudi, Oman, Turki, Mauritius, dan Maldives. Selama 3 (tiga) hari penyelenggaraan pameran, paviliun Indonesia berhasil membukukan potensi transaksi mencapai USD 225.562 (setara 3,7 miliar rupiah).
BACA JUGA :
- Wamendag RI Menerima Kunjungan Duta Besar Kanada
- Pantai Pasir Putih, Ramaikan Geliat Bisnis Property
- Indonesia Gencar Tarik Investasi Australia di Sektor Hilirisasi dan Proyek Strategis
- Presiden Prabowo dan Jajaran Menteri Bahas Pertanian hingga Investasi Nasional
- Labuan Bajo Holiday, Jadikan Liburan Anda Lebih Berkesan
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Fajarini Puntodewi, menyampaikan, Industri desain interior di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara sedang berkembang pesat dengan nilai pasar saat ini mencapai USD 80 miliar.
“Nilai ini masih akan terus berkembang di waktu mendatang dan kami pikir saat ini tidak ada wilayah lain yang menawarkan peluang sedinamis kawasan ini,” ungkap Puntodewi yang dilansir itpcdubai.id, Senin (2/6/2025).
Puntodewi menyatakan, Index Dubai sebagai pameran tahunan terbesar untuk produk furniture dan desain interior di kawasan Timur Tengah dan Afrika, merupakan event yang strategis dimanfaatkan pelaku usaha Indonesia, terutama Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), untuk menyasar buyer tidak hanya di kawasan, tetapi juga buyers dani seluruh dunia.
“Kami mendorong para pelaku usaha furniture Indonesia dapat secara agresif melakukan upaya promosi ekspor, baik bersama pemerintah maupun secara mandiri, agar tidak melewatkan momentum strategis UEA sebagai hub perdagangan dunia sehingga bisa mengungguli para pesaing,” tandas Puntodewi.
BACA JUGA :
- Realisasi Investasi Sektor Properti Indonesia Tembus Rp 122,9 Triliun
- Pemerintah Dorong Reformasi Perizinan dan Pangkas Bonus Manajemen BUMN
- Business Pitching ITPC Sydney dengan UMKM Balikpapan
- Penerbitan Perdana Kangaroo Bond oleh Indonesia dengan Format AMTN
- White Pearl 01, Pilihan Tepat Menikmati Indahnya Taman Nasional Komodo
UEA, khususnya Dubai, saat ini merupakan hub perdagangan global karena sangat strategis baik dalam hal lokasi, keterbukaan akses perdagangan, kemudahan regulasi bisnis dan maraknya insentif usaha dari pemerintah, serta infrastruktur jasa yang terbangun dengan sangat baik.
Perusahaan asing dari berbagai negara berlomba-lomba hadir di negara ini dengan mendirikan entitas bisnis. Selain untuk mencari pasokan barang dengan harga yang kompetitif, mereka juga untuk memanfaatkan UEA sebagai basis produksi dan kantor pemasaran agar mendapatkan keuntungan dari banyaknya perjanjian perdagangan yang telah dimiliki oleh UEA dengan negara lain, termasuk ke pasar Amerika Serikat.
Hal ini berdasarkan yang dikutip media INBISNIS.ID, Senin (1/9/2025).
Kepala ITPC Dubai, Widy Haryono, menyampaikan, furniture Indonesia merupakan salah satu industri yang terdampak kebijakan tarif baru untuk masuk ke Amerika Serikat, yang selama ini merupakan pasar utama tujuan ekspor furniture Indonesia.
“Kehadiran di pasar UEA dapat menjadi alternatif yang baik untuk menyiasati kondisi yang kini dihadapi, baik dengan menjalin kemitraan dengan pelaku usaha di UEA agar mendapatkan akses pasar yang lebih favorable untuk masuk ke pasar Amerika Serikat, maupun mendapatkan koneksi pemasaran ke negara Timur Tengah dan Afrika sebagai alternatif pasar dari Amerika Serikat sebagaimana yang telah dilakukan para pesaing kita dari Vietnam dan China,” papar Widi Haryono.
Sumber :ITPC Dubai
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar