INBISNIS.ID, LARANTUKA – Padang savana menghampar luas sejauh mata memandang. Panoramanya begitu elok pada beberapa onggokan tanah yang dikelilingi gugusan bukit-bukit megah. Hawanya menggelitik tubuh namun mampu bangkitkan segudang inspirasi.
Puluhan petani masih asik bercokol di ladang yang sudah ditumbuhi padi, jagung, dan beberapa jenis tanaman holtikultura. Wajahnya sumringah menanti datangnya senja. Sebagian diantaranya mulai berkemas pulang. Beginilah suasana di padang savana Kurubaung. Suasananya begitu asri, indah dan menenangkan.
Padang savana Kurubaung terletak di Desa Sinar Hadigala, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur. Secara geografis, tata letaknya termasuk paling ujung Pulau Flores bagian Timur.
Panorama alamnya yang eksotis semakin memuncak bila matahari mulai tenggelam. Perpaduan hamparan rumput ilalang ditambah langit senja yang membias merah kelabu menambah keanggunan sore itu. Dalam hati kecil mencuat sepenggal kata, “sungguh Allah itu benar-benar kreatif,” sanjungku membatin.
Selain menyajikan keindahan alam otentik, pengunjung juga bisa menyaksikan beberapa embung buatan petani setempat. Embung itu dimanfaatkan untuk mengairi sawah maupun tanaman di ladang.
Seorang pemuda asal Desa Lamanabi, Jonatan Ritan mengatakan, banyak pengunjung kerap memanfaatkan Kurubaung untuk berpose ria sebelum menuju ke Bukit Teletubbies atau ke Pertapaan Trappist Lamanabi.
“Banyak orang biasa kesini kaka. Dari sini mereka ke Bukit Teletubbies, dan sering ke Trappist Lamanabi,” ujarnya saat hendak menjemput keluarganya di ladang, Kamis (17/02), pukul 17.45 sore WITA.
Sementara itu, seorang rekan wartawan yang bersiaga menjepret beberapa gambar mengaku kagum dengan panorama padang savana itu. Selain kagum, ia berharap kedepan tidak ada investasi besar yang menggerus kearifan alam disana.
“Lelah selama seharian kerja terbayar semua. Kagum dengan hamparan padang, embung, dan aktivitas para petani. Semoga kedepannya terus terawat,” ungkap Fransiskus Gerardus, Kontributor MetroTV.
Untuk diketahui, jarak padang savana Kurubaung dari jantung Kota Larantuka sekitar 30 kilo meter dengan waktu tempuh sekitar satu jam perjalanan.
Pengunjung yang menggunakan motor maupun mobil tak diberi peluang untuk melaju kencang. Pasalnya, setelah bertolak dari pertigaan kampung Beloaja menuju Kurubaung, kondisi badan jalan cukup sempit dan agak curam. Ditambah tikungan terjal membuat pengendara harus tetap waspada.
Sementara Kepala Desa Sinar Hadigala, Siprianus Kelen mengatakan, saat ini pihaknya belum menaruh niat utuk memanfaatkan padang Kurubaung jadi spot wisata Desa.
Ia menerangkan, sejumlah petani desa memanfaatkan beberapa bidang tanah untuk pengembangan tanaman pertanian. Namun, lanjud dia, sebagaian besar hamparan rumput yang membentang luas menandakan lahan tersebut belum dijamah petani.
“Petani kembangkan tanaman sawah dan tanaman ladang seperti ragam jenis hortikultura. Sedangkan padang rumput ilalang berarti belum dijamah petani,” terangnya sambil menyeruput kopi hitam sambil menarik dalam satu batang rokok surya..
( Paulus Lawe Kebelen / FF )
Komentar