oleh

Oknum Kepala SMPN di Sumenep Lepas Jabatan, Praktisi Hukum Angkat Bicara

-Daerah-871 views

INBISNIS.ID, SUMENEP – Oknum Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) bernama N (inisial) di Kabupaten Sumenep, akhirnya mengajukan surat pengunduran diri (melepas jabatan) sebagai Kepala SMPN, karena adanya dugaan telah melakukan video call sex (VCS).

Video berdurasi 38 dan 54 menit, diduga diperankan oleh N bersama seorang wanita, yang dimana keduanya sedang memperlihatkan dan merangsang alat kelaminnya sendiri. Karena adegan VCS menjadi viral dan menjadi perbincangan hangat, sehingga oknum Kepala sekolah tersebut disinyalir telah melepas jabatannya sebagai Kepala SMPN lingkup kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Selasa (5/4/2022).Menyikapi viralnya VCS yang diduga diperankan oleh N, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Sumenep, Agus Dwi Saputra, mengaku telah mengambil langkah dan tindakan, serta klarifikasi terhadap oknum Kepala Sekolah  tersebut. 

“Yang bersangkutan (N, red), telah mengajukan surat mengundurkan diri sebagai Kepala Sekolah, terhitung sejak tanggal 1 April 2022,” tukas Agus panggilan populer Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep.

Herman Wahyudi, Praktisi Hukum LBH-FORpKOT menyampaikan pandangannya terkait viralnya VCS, yang menyedot perhatian berbagai kalangan dan menjadi trending topic di masyarakat.

“Oknum Kepsek (N, red) itu kan korban, mungkin saja dia terhipnotis oleh pelaku untuk suatu pemerasan. Manusia yang sadar, mana ada yang mau suruh telanjang dan disuruh onani, kecuali diluar sadar atau kesadaran,” ujar Yudik sapaan akrabnya.

Lanjut kata Yudik, janganlah kita menilai satu sisi pada setiap persoalan yang terjadi, harus banyak aspek kita melihatnya, baru kemudian kita bisa menilai dan menyimpulkan. Janganlah kita serta merta menjustice seseorang itu bersalah, sekalipun sesaat nampaknya melakukan kesalahan. Kita analisis secara utuh dan menyeluruh.

“Bagi saya, yang menjadi persoalan hari ini adalah, kenapa seolah – olah korban itu dipersalahkan atau tiada ampun baginya. Sudah tahu dia terjatuh, masih juga diinjak-injak. Kecerdasan intelektual dan naluri kemanusian, yang bisa menilai persoalan secara utuh,” ujarnya.

Terakhir kata Yudik, penting diketahui oleh masyarakat, khususnya pengguna dan penikmat sosial media (Sosmed), agar bijak dalam penggunaan jejaring sosial media. Agar kita tidak terjerumus pada berbagai modus penipuan melalui sosial media.

“Khususnya masyarakat Sumenep, berhati-hatilah dalam bersosmed dan menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan,” pungkasnya.

(Fathorrafik/Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *