INBISNIS.ID, JATENG – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto ikuti proses penanaman padi saat ia meninjau lokasi pertanian yang dikembangkan oleh petani milenial dengan konsep smart farming melalui penggunaan teknologi, dalam agenda kunjungan kerja di Klaten, Jawa Tengah (24/9).
Airlangga tak sungkan menyatu dengan para petani dan masyarakat setempat, bahkan sampai celana yang dipakainya berlumuran lumpur. Dia juga berbincang dengan ibu-ibu petani yang sedang menanam padi secara tradisional.
Dalam dialog dengan ibu-ibu petani, Menko Perekonomian pun menanyakan perkembangan pertanian dan juga menjelaskan bantuan pemerintah khususnya KUR yang bisa diambil para petani untuk semakin mengembangkan pertaniannya.
Dia juga mengapresiasi penerapan teknologi dalam konsep smart farming yang dapat meningkatkan hasil pertanian, bahkan membantu petani tradisional mengantisipasi perubahan iklim.
“Hasilnya dengan sistem ini bisa antara 6-7 ton per hektare, dalam dua tahun bisa dua kali panen. Harga gabah basah saat ini mendekati Rp5 ribu, karena Srinau (modifikasi beras Rojo Lele yang asli Klaten). Kalau semuanya menggunakan teknologi diharapkan produktivitas akan lebih tinggi lagi, apalagi sudah menggunakan alsintan otomatis untuk penanaman,” tutur Menko Airlangga dikutip iNews.
Pada kesempatan itu, Menko Airlangga bersama dengan Wakil Bupati Klaten dan Direktur Hubungan Kelembagaan BNI mencoba menanam padi menggunakan Treventer, sebuah mesin penanam otomatis.
Dia pun menyampaikan dukungan terhadap Program Milenial Smart Farming untuk mendukung produktivitas pertanian dan mengantisipasi perubahan iklim. Menurut dia, sektor pangan selalu menjadi perhatian di setiap negara, termasuk Indonesia. Pemerintah selalu berupaya memenuhi kebutuhan pangan rakyat dan menjaga ketahanan pangan diantaranya melalui pemberdayaan petani, mendorong petani milenial, peningkatan produktivitas dan penggunaan teknologi.
Airlangga menjelaskan, Program Milenial Smart Farming merupakan ekosistem pemberdayaan milenial melalui pembinaan dan pengembangan ekosistem pertanian digital (IoT) dari hulu ke hilir serta meningkatkan Inklusi Keuangan Desa.
Program ini bertujuan mengimplementasikan pertanian cerdas dengan penerapan digitalisasi pertanian dengan Internet of Things (IoT), membentuk ekosistem pertanian dengan pembukaan akses pasar kepada petani, sehingga penghasilan petani terjamin serta mengoptimalkan inklusi keuangan perbankan di desa, dan memperkuat kelembagaan petani milenial yang dilakukan oleh berbagai stakeholder.
“Program Millennial Smart Farming diharapkan dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian dalam rangka untuk meningkatkan ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi nasional sebagai dampak adanya pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Komentar