INBISNIS.ID, LABUAN BAJO – Mencatatkan namanya sebagai perempuan pertama yang menjadi wakil Bupati Manggarai Barat serta wanita pertama pemimpin eksekutif di tanah Flobamora,
drh. Maria Geong, Ph.D. patut mendapat gelar kartini abad ini.
Lahir di Ruteng pada 21 November 1957, Maria Geong merupakan alumnus dokter hewan UGM Yogyakarta (1985) dan Doctor of Philosophy (2000) School of Veterinary and Biomedical
Science, Murdoch University, Western Australia.
Sebelum menginjakkan kaki di Manggarai Barat, Ia mengabdi di Dinas Peternakan Provinsi NTT, Peneliti dan Co Supervisor untuk penulisan disertasi/thesis mahasiswa calon Master
dan Doktor bidang Microbiology-Epidemiology di Universitas Sydney dan The Western Sydney University serta Murdoch University.
Dalam tiap kunjungannya, Maria Geong selalu memotivasi para wanita di tanah Manggarai untuk berani terjun ke dunia politik. Maria Geong selalu mendorong para orang tua, untuk memprioritaskan pendidikan anak-anak agar masa depan mereka terbuka
Ketika banyak perempuan malas dan merasa diri tidak pintar bicara politik, pasrah menerima kenyataan sebagai ‘penggembira’ di rumah, selalu bergantung pada suami dalam mengambil setiap keputusan, Maria telah membuka jalan inspiratif bagaimana perempuan harus punya harga diri.
Maria Geong mengigatkan bahwa semua orang, warga masyarakat, terlepas dari jenis kelamin, suku, ras, agama dan golongan semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk memberi yang terbaik, mengabdikan kemampuan yang dimiliki untuk kemajuan bersama di masa depan. Membayangkan ia memiliki tema-tema berbeda di berbagai titik kampanye, tanpa melirik pada secarik kertas pengingat, tentulah menjadi alat ukur yang tak perlu diragukan bahwa wanita ini bukan wanita sembarangan.
Sosok Maria Geong sebagai seorang pemimpin eksekutif perempuan, tidak lepas dari kiprahnya yang cemerlang baik di dunia perguruan tinggi, birokrasi maupun ketokohannya tidak hanya di Nusa Tenggara Timur, tapi juga khususnya di Kabupaten Manggarai Barat.
Maria Geong juga telah berhasil merobohkan ketakutan para perempuan di NTT, di Flores dan di Manggarai Barat khususnya, dan serentak membuktikan bahwa di panggung politik, perempuan juga bisa menjadi pemimpin. Ini artinya, sudah saatnya para perempuan berani keluar dari berbagai bentuk penindasan dan kungkungan yang dibangun oleh budaya, agama, superioritas kaum lelaki dan rasa takut itu sendiri.
(Redaksi)
Komentar