oleh

Mengakhiri Hidup Secara Tidak Wajar Kian Masif, Ini Kata Praktisi Psikolog YMP

INBISNIS.ID, BORONG – Sepertinya kasus-kasus pengakhiran hidup dengan cara tidak wajar masih belum mendapat atensi yang serius dari banyak pihak. Kasus demi kasus terjadi begitu masif, bahkan didominasi remaja.

Hal ini disampaikan oleh Praktisi Psikologi, Yayasan Mariamoe Peduli (YMP), Jefrin Haryanto, pada Kamis (21/07/2022).

Kata Jefry, tercatat sebagaimana data Yayasan Mariamoe Peduli, selama bulan Juli 2022, (Manggarai Raya) telah terjadi 4 kasus Pengakhiran Hidup Secara Tidak Wajar, yakni masing-masing 1 kasus terjadi di Manggarai dan 3 kasus lagi terjadi di Manggarai Timur.

Berita ini sungguh tidak enak, di tengah semangat kita mengkampanyekan isu perlindungan Anak. Kehidupan justru menjadi sia-sia dengan masih tingginya kasus-kasus seperti ini.

Kasus terbaru sebagaimana dirilis beberapa media terjadi justru lagi-lagi pada remaja. Jika menyimak kronologis yang diwartakan media, maka dugaan tentang tingginya angka gangguan kesehatan mental di Manggarai Raya yang disampaikan Jefrin Haryanto, Senin, 18 Juli 2022, berdasarkan hasil studi YMP, bisa menjadi awasan yang serius.

Terkait kasus yang menimpa salah seorang remaja di Manggarai Timur ini, Rabu 20 Juli 2022, mengaku semakin cemas dengan situasi ini.

”Terus terang saya cemas. Dalam bulan Juli saja untuk Manggarai Timur sendiri ada 3 kasus pengakhiran hidup secara tidak wajar dan di Ruteng ada 1 kasus. Dan yang lebih menakutkan kasus-kasus ini masih didominasi remaja. Artinya Anak-anak dan remaja kita dalam situasi yang terancam,” ujar Jefrin melalui sambungan telepon.

Lebih lanjut Jefrin mengingatkan semua pihak untuk melihat situasi ini sebagai soal yang serius.

“Kita tidak bisa mengatakan kita baik-baik saja. Tidak juga isu ini hanya jadi tanggung jawab personal, karena kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja. Mohon maaf situasinya buruk dan bisa menimpa setiap kita, keluarga kita, anak kita bahkan diri kita sendiri,” lanjutnya.

Jefrin mengusulkan dalam momentum perayaan hari anak tahun ini, (23 Juli), isu ini harus menjadi isu yang serius dikampanyekan.

”Ini momentumnya mau perayaan hari anak. Semoga isu ini jadi isu yang dibicarakan dengan serius. Ingat selain pengakhiran hidup secara tidak wajar, kasus kekerasan anak seperti pemerkosaan anak masih sangat tinggi di Manggarai Raya,” jelasnya.

Kata Jefry, perayaan seremonial di hari anak akan menjadi ‘tawar’ di tengah tingginya kasus kekerasan dan pengakhiran hidup secara tidak wajar. Ingat! Anak-anak lagi tidak butuh ‘pesta’ disituasi macam ini. Mereka butuh dijaga,” pungkas Jefrin.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *