oleh

Mengais Rejeki dari Jualan Jamu Tradisional

INBISNIS.ID, JEMBRANA  – Mempertahankan nilai tradisional jual beli jamu menjadi sumber penghasilan utama bagi Riahmi (70). Riami adalah seorang penjual jamu, warga Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.

Profesi ini sudah Ia lakoni kurang lebih 22 Tahun. Jenis jamu tradisional ini terbuat dari kunyit, kencur, beluntas, daun sirih dan temulawak. Semua diolah secara tradisional, baik dari proses penumbukan sampai pada proses perebusan, tanpa bahan pengawet serta pemanis buatan.

Karena tidak bisa bersepeda, Riahmi berjualan jamu dengan berjalan kaki keliling kampung.

“ Karena tidak bisa bersepeda saya menjualnya dengan berjalan kaki, dari seberang Desa Kaliakah sampai ke Desa Sumbersari Melaya. Biasanya, sehari saya membuat 12 botol jamu, dengan ukuran per botol 1,5 liter dan dijual per gelas seharga Rp2000,00. Ada juga pelanggan yang memesan per botol dengan harga Rp10.000,00. Hasil penjualan per hari berkisar Rp80.000,00,” jelas Riahmi, kamis sore (19/5).

Ia juga menjelaskan bahwa Ia berjualan mulai dari pukul 8 pagi. Terkadang jika ke Melaya naik bus, Ia berangkat pukul 9 pagi sampai pukul 12 siang.  Kemudian pukul 14.00 WITA lanjut berjualan lontong cantok. Lontong cantok dijual sebagai  sampingan sambil mengolah bahan jamu. Semua dijalankan dengan penuh rasa  syukur.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *