INBISNIS.ID, BALIKPAPAN – Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis Universitas Mulawarman (Unmul), di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Selasa (27/9). Dies Natalis Unmul yang ke-60 mengusung tema “Unmul Hebat, Kaltim Berdaulat, IKN Kuat”.
Orasi ilmiah Menteri Siti di hadapan civitas akademika Unmul berjudul “Membangun Hutan Tropika Basah Kalimantan, Modalitas Menuju Indonesia’s Folu Net Sink 2030”. Judul orasi ilmiah yang Menteri Siti sampaikan ini, sejalan dengan pola ilmiah pokok Unmul sebagai center of excellence for tropical studies.
Menteri Siti menegaskan akademisi berperan penting dalam pengembangan kebijakan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
“Dalam subyek Falsafah Sains yang saya pelajari, mengungkapkan bahwa pada konteks saintifik sangat dipegang teguh kejujuran; dalam praktik misalnya harus benar-benar dihindari hadirnya praktik-praktik menukangi data. Dunia saintifik adalah dunia objektivitas; dan dimensi sains tidak dimaksudkan justifikasi dengan data yang ditukangi,” kata Menteri LHK seperti yang dilansir menlhk.go.id.
Lebih lanjut, Menteri Siti menyampaikan dunia sains dan stakeholders akademisi dalam kepentingan lingkungan adalah stakeholders dengan requirement tertinggi. Stakeholders lingkungan setidaknya terdiri dari: pertama, yaitu pihak yang berkehendak atas kebijakan lingkungan; kedua, pihak yang terkena langsung dan menerima dampak kebijakan; dan ketiga, pihak yang tidak menghendaki karena usulan akan kebijakan yang lain.
“Oleh karenanya dalam pengembangan kebijakan SDA LH, akan selalu dibutuhkan hadirnya ilmuwan, akademisi, dunia kampus, yang dapat memberikan pandangan objektif bagi publik,” ujarnya.
Menteri Siti juga menyampaikan apresiasi karena Kaltim dalam praktik, telah lebih dulu bekerja dalam mitigasi iklim dan urusan karbon, melalui kegiatan FCPF World Bank. Hal serupa juga dilakukan Jambi melalui proyek BioCF. Kedua Provinsi ini menjadi tempat belajar untuk mitigasi iklim, penurunan emisi CO2, dan skema prestasi penurunan emisi dengan mekanisme Result Based Payment.
Selanjutnya, terkait IKN Menteri Siti mengatakan kehadiran IKN dapat memberi kontribusi terhadap pencapaian target Indonesia’s Folu Net Sink 2030. Berdasarkan hasil kajian pembangunan IKN Nusantara tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap target penurunan emisi GRK.
Dengan mengaplikasikan konsep Forest City, dan memperhatikan Rencana Operasional Indonesia’s Folu Net Sink 2030, di wilayah IKN setidaknya akan dilaksanakan aksi rehabilitasi non rotasi. Kegiatan ini akan menghadirkan kembali Hutan Tropika Basah Kalimantan seluas sekitar 58.879 ha. Dengan begitu, kehadiran IKN justru akan memberikan dampak positif bagi upaya pengendalian perubahan iklim di Kaltim, melalui potensi serapan karbon dari hutan tropika tersebut.
Selain itu, Pemerintah juga tengah menyiapkan persemaian, dan akan membangun Pusat Plasma Nutfah Nusantara. Pembangunan Pusat Plasma Nutfah Nusantara memiliki tujuan untuk mengoleksi dan menyimpan plasma nutfah dalam bentuk material hidup (benih, sperma, sel telur, embrio, sel somatis, stem cell, jaringan lain) dan bagian-bagian makhluk hidup lainnya; mengkoleksi dan menyimpan plasma nutfah dalam bentuk koleksi satwa terancam punah, dilindungi, dan endemik; mengkoleksi dan menyimpan plasma nutfah dalam bentuk kebun bibit/persemaian, arboretum; mengembangkan identifikasi keanekaragaman hayati Indonesia; dan menyediakan media/bahan dalam upaya peningkatan populasi.
Hal ini berdasarkan yang dikutip Media INBISNIS.ID pada Kamis (29/9/2022).
“Kita harus pusatkan genetic resources yang ada di Indonesia secara nasional, yang menjadi modal dasar pembangunan Indonesia di IKN, dengan Universitas Mulawarman sebagai penggeraknya bersama-sama IPB dan UGM diawali dengan rencana dan desain yang akan didukung kemudian oleh semua fakultas dan jurusan ilmu kehutanan dan lingkungan se-Indonesia,” tutur Menteri Siti.
Sebagai bagian penutup Orasi Ilmiahnya, Menteri Siti menitipkan beberapa pesan kepada masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur, termasuk Civitas Akademika Universitas Mulawarman. Pertama, kehadiran IKN Nusantara di bumi Kalimantan Timur diharapkan dapat menjadi momentum, sebagai bukti konkrit dari peradaban bangsa Indonesia. Ada sebuah masa dimana kita dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu membangun mengembalikan hutan hujan tropika basah, yang tidak hanya berkontribusi positif terhadap upaya penurunan emisi gas rumah kaca, namun juga membangun pusat perekonomian yang baru dengan sinergi pembangunan ekologi dan sosial. Kedua, kita sekaligus dapat menjaga genetic resources sebagai kekayaan Indonesia, modal dasar pembangunan masa depan. Ketiga, Provinsi Kalimantan Timur dengan modalitas hutan yang luas, modalitas sosial tinggi, tentunya diharapkan dapat menjadi keunggulan utama daerah.
“Untuk itu, mari kita bersama-sama dapat mewujudkan pengelolaan hutan lestari di Provinsi Kalimantan Timur, yang memiliki nilai ekonomi tinggi, bermanfaat bagi sosial masyarakat Kaltim dan juga bangsa Indonesia,” pungkasnya.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar