INBISNIS.ID, DENPASAR – Membangun ekosistem buku disuatu wilayah merupakan salah satu langkah penting dalam rangka membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Melalui ketersedian buku yang cukup, keberadaan penerbit, keberadaan penjual buku, serta fasilitas membaca yang nyaman akan mendorong lahirnya kreativitas dan inovasi-inovasi yang pada giliranya membawa kesejahteraan bagi semua orang.
Menurut, Koordinator Nalar Mahasiswa dan Pemuda (Narmada) Bali, Teddy Chrisprimanata Putra, mengatakan, Ekosistem buku di Bali sejauh ini sudah terbangun. Hal ini ditunjukan dengan jaringan-jaringan buku yang sudah terbentuk di Bali.
“Penerbit sudah mempunyai jejering yang bagus, penjual juga mempunyai jejaring yang bagus atau kerja sama yang bagus, mereka memiliki grup,” terang Teddy Chrisprimanata Putra, saat dihubungi melalui saluran telepon, Jumat (18/03).
Kendati ekosistem buku di Bali sudah terbangun, masih ada kekurangan yakni komunikasi atau koordinasi antar komunitas literasi. Oleh karena itu yang menjadi pekerjaan rumah untuk membangun ekosistem buku di Bali adalah bagaimana komunitas-komunitas literasi ini bergerak dijalan yang sama sehingga bisa serentak, serempak dan kompak.
Teddy Chrisprimanata Putra yang juga owner dari Etalase Pengetahuan Bali, salah satu toko penjual Buku di Bali, mengatakan, dalam rangka membangun ekosistem buku di Bali, yang perlu diperhatikan adalah menjaga komunitas-komunitas literasi, penjual serta penerbit buku agar tetap bisa bekarya ditengah-tengah masyarakat.
Menurut, Teddy Chrismanata Putra, komunitas memiliki peran penting dalam membangun ekosistem buku di Bali. misalkan, melalui lapakan-lapakan buku, dimana bertujuan menghadirkan buku diruang publik agar masyarakat bisa lebih dekat dengan sumber bacaan.
Selain itu, keseriusan pemerintah dalam membangun ekosistem buku di Bali juga sangat diperlukan, khususnya dalam pelaksanaan dilapangan, bukan hanya sekedar serimonial.
“Jika kita menengok belakangan, terlalu sering seremonial dilakukan, jadi seperti pengadaan perpustakaan kalau bisa serius mengadakan perpustakaan, bukunya serius dipilih dan selektif sesuai dengan buku yang diperlukan. Misalkan contoh di provinsi Bali yang fokus sama bahasa bali dan sastra bali, ya, fokus terhadap buku itu. Jadi bekerjasama dengan penerbit-penerbit lokal yang punya terbitan buku tentang Bali,” Terang Teddy Chrisprimanata Putra.
Terakhir, selaku pelaku dan orang yang berkecimpung dalam ekosistem buku di Bali, Teddy Chrisprimanata Putra, berharap agar membaca bisa menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat Bali. Selain itu, ia juga berharap agar komunitas-komunitas literasi tidak bosan-bosan membuat kegiatan, sering-sering membuka kerjasama dengan berbagai stakeholder untuk membangun ekosistem literasi di Bali.
Komentar