INBISNIS.ID, LEMBATA – Kehadiran media sosial telah memberi gambaran bahwa manusia modern telah mengalami sebuah peradaban baru yang serba canggih. Artinya, media sosial turut menyumbang perkembangan manusia untuk menyempurnakan kehidupannya.
Bukan hanya dalam hal positif, melainkan juga efek destruktif semakin marak terjadi. Dua macam efek kontradiktif tersebut telah menggiring persepsi publik bahwa media sosial telah memproduksi masalah bagi manusia, misalnya, hoax, pornografi dan berbagai bentuk efek lainnya.
Namun, sesungguhnya media sosial adalah hasil dari sebuah ciptaan manusia rasional untuk tujuan kebaikan. Media sosial dapat mempermudah komunikasi manusia antarbudaya, negara, agama, ras yang hidup terpisah tetapi bisa dihubungkan atau dijembatani melalui komunikasi jarak jauh yang dihadirkan oleh media sosial.
Kreativitas manusia bisa tersistematisasi oleh kecanggihan yang ada dalam media sosial. Artinya, media sosial mendorong manusia untuk semakin kreatif, inovatif dan produktif. Semua nilai positif tersebut menjadi masalah jika manusia tidak mampu bersikap positif dalam menggunakan benda mati itu. Manusia secara kodrati memiliki akal budi, maka sangat dituntut sikap rasional dan selektif dalam menggunakan media sosial bukan sebaliknya menjadi budak di hadapan media sosial.
Jalan Tengah
Kehadiran media sosial sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas dalam menunjang kebutuhan hidupnya. Dalam pendidikan misalnya, media sosial dapat memberi ruang bagi manusia untuk memperluas ilmu pengetahuannya secara lebih mudah tanpa harus diajarkan oleh guru di sekolah.
Sebagian besar permasalahan global bisa diakses secara cepat melalui media sosial sehingga manusia tidak merasa ketinggalan informasi terbaru. Tokoh-tokoh hebat dunia bisa ditemukan dan dipelajari cara hidupnya melalui informasi-informasi yang ada dalam media sosial.
Artinya, media sosial mempunyai peran penting dalam segala lini kehidupan manusia. Manusia bisa terdorong untuk membantu manusia lain yang menderita (imperatif moral) setelah menerima informasi melalui media sosial sehingga nilai moral sangat relevan di sini.
Namun, akan menjadi catatan negatif jika manusia salah dalam menggunakan media sosial. Kebencian dan akar perpecahan akan sangat subur jika di tayangkan melalui media sosial. Moralitas akan tercoreng jika setiap kata atau tampilan media sosial berisi ujaran provokatif, pornografi dan hal-hak negatif lainnya.
Akibat dari kehadiran media yang berisi hal-hal negatif membuat tujuan moral manusia gagal tercapai. Pertandingan hoax muncul setiap hari dan membuat perpecahan di tengah keharmonisan masyarakat. Hal tersebut membuktikan bahwa rasionalitas manusia dalam menggunakan media sosial telah terbelenggu oleh hawa nafsu dan kebencian.
Media sosial tidak lagi menjadi instrumen pemersatu dan penyebar kebaikan tetapi telah dibalik menjadi seperti senjata nuklir yang melukai orang lain dan hukum moralitas tercoreng. Banyak kasus perpecahan ataupun kekerasan menjadi akibat dari penyalahgunaan media sosial.
Oleh karena itu, rasionalitas manusia sebagai makhluk tersempurna dari Tuhan harus sungguh-sungguh merefleksikan dirinya sebagai subjek media sosial dan memiliki nurani moral. Media sosial harus menjadi instrumen untuk mencapai tujuan moral yaitu kebaikan.
Artinya, tingkah laku positif manusia harus dilihat juga melalui cara penggunaan media sosial. Maksudnya, manusia mesti menggunakan nalar rasional dalam memakai media–yang baik dan buruk mesti disaring agar tidak mengganggu nilai moral. Intinya adalah, manusia tidak boleh menggunakan media karena ditopang oleh emosional melainkan oleh sebuah penalaran rasional yaitu tentang baik dan buruk.
Kesimpulan
Tidak bisa dihindari bahwa media sosial membawa dua dampak kontradiktif dalam kehidupan manusia. Dampak positif menjadi tujuan utama manusia dalam bermedia sosial, maka kecanggihan media sosial sangat dibutuhkan.
Artinya, manusia tidak harus mempermasalahkan eksistensi media sosial tetapi harus merefleksikan dirinya sebagai subjek media bahwa media adalah sebuah kebutuhan. Dunia yang serba modern sangat membutuhkan bantuan media sosial untuk memperlancar aktivitas manusia khususnya dalam hal positif.
Kebutuhan yang semakin meningkat akan media sosial menjadi satu alasan bahwa media sosial sangat berguna dan relevan dengan kebutuhan manusia zaman ini. Selain itu, persepsi publik bahwa media sosial membawa dampak buruk bagi kemajuan moral manusia juga menjadi sebuah alasan yang relevan.
Namun, sangat lucu jika manusia menjadikan media sosial sebagai sumber kejahatan karena bagaimanapun juga manusia adalah sumber dari kejahatan (subjek yang menciptakan kejahatan lewat media sosial) itu sendiri yang direalisasikan melalui media sosial.
Untuk menyelesaikan dua dampak media sosial tersebut, rasionalitas manusia sebagai makhluk bermoral harus semakin aktif membaca situasi. Moral akan terganggu jika penggunaan media sosial melanggar etika sosial dan kemapanan manusia lain. Pemahaman tentang moral harus menjadi landasan dalam bermedia sosial sehingga manusia sebagai subjek mampu menghayati moral melalui penggunaan media sosial. Tingkah laku moral mesti juga diwujudkan melalui media sosial.
(Redaksi)
Komentar