oleh

Lestarikan Seni Jawa! Monod Laras Adakan Pelatihan Karawitan Secara Gratis Bagi Anak-anak

INBISNIS.ID, SEMARANG – Guna melestarikan kesenian karawitan yang merupakan salah satu kesenian tradisional yang berasal dari Jawa Tengah,
Sanggar Monod Laras yang berada di Semarang adakan pelatihan secara gratis untuk Anak-anak muda yang memang ingin belajar kesenian musik Jawa.

Tujuan diadakannya pelatihan kesenian tradisional karawitan ini, di karenakan saat ini generasi muda banyak memilih musik barat yang bernada Pop and Rock hanya untuk didengarkan.

Sehingga tak dipungkiri, dengan adanya pelatihan karawitan supaya anak muda Semarang bisa mempertahankan kesenian karawitan tersebut.
Salah satu pengajar (pamong) Monod Laras Tjahjono Rahardjo mengatakan pelatihan karawitan untuk mewadahi anak muda sekarang yang ingin belajar seni musik tradisional Jawa.

 

“Bagi yang minat silahkan datang kesini” ucap Tjahjono. Pelatihan ini dibuka secara gratis yang berlangsung di gedung Monod Diephuis & Co, Jalan Kepodang 11-13, Kota Lama Semarang setiap hari Minggu pukul 10.00 pagi sampai pukul 12.00 siang,” ujarnya.

Sebenarnya pelatihan musik karawitan dan pedalangan sudah lama diadakan di gedung Monod Diephuis, namun hanya saja pesertanya masih sedikit dan itupun kebanyakan anak kecil, sampai saat ini baru sekitar 20 orang siswa yang bergabung dalam pelatihan kesenian tradisional karawitan.

Dengan begitu, kini pihaknya bermaksud untuk menjangkau segmen yang jauh lebih luas lagi seperti mengajak Anak-anak remaja yang berada di kota Semarang yang ingin bergabung dan belajar karawitan. Namun karena terkendala dengan keterbatasan akses yang dimiliki.

Rahardjo menambahkan, meskipun dengan adanya seni karawitan di Semarang, hal itu tak membuat ia senang dulu. Pasalnya peran remaja pegiat seni karawitan di Semarang berbeda dengan kota lain seperti di Daerah kota Jogja dan Surakarta.

 

Bahkan di Semarang sendiri sangat susah untuk mencari penerus pegiat karawitan khususnya bagi kaum remaja, namun berbeda di kota Jogja dan Surakarta, mereka sebenarnya ada sekolah formal sendiri yang fokus pada kesenian tradisional karawitan.

“Kami tidak ingin Kota Semarang ke depan kehilangan generasi yang melestarikan seni karawitan. Makannya kami memberi ruang bagi mereka untuk belajar bersama,” paparnya.

Dengan begitu, mulai kedepan ia ingin mengenalkan seni karawitan pada pemuda Semarang dengan cara mementaskan pedalangan di beberapa tempat dalam waktu dekat.

(Adimungkas E / FF)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *