INBISNIS.ID, DENPASAR – Setelah sebelumnya sempat ditutup akibat pandemi Covid-19, dalam beberapa bulan terakhir bandara Ngurah Rai, Bali, mulai sibuk melayani penerbangan. Terakhir bandara Ngurah Rai kedatangan maskapai Vietjet Air, asal Thailand yang membawa 201 penumpang pada, Jumat (29/04).
Dengan beroperasinya Vietjet Air, kini Bandara Ngurah Rai melayani 10 rute penerbangan internasional reguler, yakni Singapura, Melbourne, Sydney, Tokyo, Kuala Lumpur, Doha, Istanbul, Perth, Bangkok, dan Ho Chi Minh City.
Melihat semakin ramai dan lalu lalang pesawat ke Bandara Ngurah Rai,I Gusti Alit Suputra, mengatakan, bahwa hal tersebut menandakan momentum kebangkitan ekonomi Bali yang berimplikasi pada pembukaan kembali lapangan kerja terutama di sektor pariwisata yang sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.
“Menurut saya tentu ini menjadi peluang yang sangat baik, karena bali sudah cukup tertidur lama dengan ditutupnya bandara Ngurah Rai. Pembukaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk kembali menggencarkan ekonomi Bali yang sudah cukup terdampak akibat pandemi Covid-19,” terang I Gusti Alit Suputra saat dihubungi melalui saluran telepon, Jumat (29/04).
Selain itu, Ia juga mengatakan bahwa pembukaan bandara juga sebagai bentuk support pemerintah dalam menyukseskan berbagai event berskala internasional yang akan digelar di Bali dan beberapa kota-kota lainnya di Indonesia, seperti KTT G20, MotoGP, Miss grand Internasional, dan ASEAN Summit 2023, ada juga karena tingkat vaksinasi kita di Bali tergolong cukup tinggi se Indonesia itu juga faktor lain yang mendukung.
“Dengan adanya event-event internasional tentu memberikan kesempatan yang baik bagi pelaku pariwisata Bali dan industri kreatif lainnya sehingga Kembali mendapat panggung dan diminta untuk mengejar ketertinggalan selama 2 tahun sempat mati suri. Kalau pariwisata kita bangkit sektor lainnya pun ikut bangkit sebagai satu kesatuan yang tak dapat terpisahkan,” terang I Gusti Alit Suputra
Kendati demikian, menurutnya pemerintah harus tetap waspada dengan segala kemungkinan yang terjadi jangan lengah atau terbawa suasana, tetap mengedepankan dan semakin memperketat protokol kesehatan, 3M dan 3T harus dan dilakukan dengan disiplin. Serta galakkan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi, kalau lengah maka kita bisa saja kembali pada masa sulit 2 tahun yang lalu.
Selain itu, pada saat bersamaan tentu pemerintah harus tetap mensupport para pelaku pariwisata dengan menghapus aturan karantina yang panjang serta memfasilitasi program Gernas Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan PADI Indonesia untuk modal usaha.
“Diharapkan dapat mengangkat Industri Kecil Menengah (IKM) di Bali, meningkatkan jumlah pelaku IKM yang masuk di pemasaran online, menciptakan value creation bagi pelaku IKM, serta meningkatkan permintaan produk artisan. Kegiatan ini juga dapat menjadi salah satu atraksi dalam menjual pariwisata di Bali,” ungkap I Gusti Alit Saputra
Sementara itu, untuk pelaku usaha atau UMKM dan Pariwisata, I Gusti Alit Suputra, mengatakan, bahwa perlu ada kesiapan menyambut kedatangan para wisatawan ini.
Semisal, kesiapan dalam fasilitas pariwisata yang sebelumnya rusak dan tidak layak pakai karena sempat tak terurus itu maintenance lebih baik lagi (perbaikan infrastruktur), meningkatkan kualitas destinasi dalam rangka menyambut kembali aktivitas pariwisata, proyek pembangunan yang dilakukan juga dapat menjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat Bali.
“Serta produk yang ditawarkan kepada wisatawan juga tetap mengedepankan unsur kesehatan herbal terstandar sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan wisatawan,” tutup I Gusti Alit Suputra.
Komentar