INIBISNIS.ID, DEMON PAGONG – Anugerah Pesona Indonesia atau disingkat API merupakan ajang nasional bergengsi terbesar yang mengapresiasi pariwisata di Indonesia. API sudah diselenggarakan sejak 16 September 2016.
API bertujuan untuk mengangkat dan mengembangkan daerah pariwisata di seluruh Indonesia. Di NTT terdapat 12 kabupaten yang masuk dalam nominasi API 2021. Salah satunya adalah Kampung Adat Lewokluok, Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur. Kampung ini dinobatkan sebagai Kampung Adat sejak Juli 2021.
Lewokluok terdiri dari dua kata, “lewo” artinya kampung dan “kluok” berarti makan sisa. Jika digabungkan Lewokluok berarti kampung yang berlebihan makanan atau kampung yang berkelimpahan makanan.
Kampung ini memiliki banyak keunikan diantaranya pertama keaslian kampung yang masih sangat terjaga pohon-pohon yang rindang dan tetap berdiri kokoh. Kedua, acara ritual yang selalu dilaksanakan setiap tahun yakni pada bulan ganjil, bulan Juli.
“Acara ritual adat itu dibuat setiap tahun itu menjadi rutinitas dan sudah menjadi darah daging, tidak bisa terlewatkan wajib untuk dibuat” jelas Frans Sekertaris Lembaga Adat Demon Pagong Lewokluok.
Ketiga adalah tenun ikat atau disebut “Kriot Kinge” dimana aksesoris tenun ikat ini ditempel dengan siput. Terakhir, rumah adat yang terbuat dari bahan-bahan lokal yang diambil di alam kampung.
Terdapat enam tiang yang berdiri kokoh tepat di tengah rumah adat ini disimbolkan sebagai suku-suku yang mendahului datang ke kampung Lewokluok ini.
Sementara keenam tiang itu dikelilingi oleh 18 tiang penyangga atau tiang bledan yang disimbolkan dengan suku-suku yang berada di kampung Lewokluok. Setiap suku memiliki tiang bledannya sendiri dimana setiap tiang memiliki motif yang nantinya diterapkan ke dalam tenun ikat.
Kampung Adat Lewokluok masuk dalam nominasi kampung adat terpopuler dengan situs-situs adat dan budaya dilaksanakan secara rutin di “koke bale” yang dikelilingi oleh rumah-rumah suku, pakaian adat kriot kinge, senai dan labu (baju) senui serta peninggalan benda pusaka dan rumah tenun ikat dan tersebar ke dusun-dusun serta kuliner makanan lokal yang masih terjaga dengan baik.
Menurut Frans (57) target masyarakat Kampung Adat Lewokluok bukan sekedar mengejar kejuaraan melainkan lebih dari itu yakni dapat menjadikan event ini sebagai ajang promosi kepada dunia luar bahwa Lewokluok menjadi destinasi pariwisata budaya agar dikenal wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Dari data yang ada, saya berkeyakinan kampung adat Lewokluok masuk dalam nominasi kampung adat terpopuler,” ungkap Frans.
Tertarik untuk melihat langsung keunikan Kampung Adat Lewokluok? Langsung saja datang dan berwisata budaya ke tempat ini karena jaraknya hanya kurang lebih satu jam dari kota Larantuka.
(Avilla Riwu/Redaksi)
Komentar