INBISNIS.ID, BLITAR – Kerajinan tempurung kelapa (batok) hasil produksi perajin Blitar masih berpotensi untuk dikembangkan. Dengan desain yang bercorak kearifan lokal, menjadi daya tarik tersendiri. Dan mampu meningkatkan nilai jual karena tergolong karya seni.
Ismarofi, warga Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, kini mulai bangkit berproduksi kembali setelah pandemi Covid-19.
“Mulai ada pesanan lagi. Saya mulai memproduksi lagi, tapi baru 30 persen,” kata Ismarofi, Rabu (13/4/2022).
Saat ini, ia hanya hanya memproduksi kerajinan tas batok sesuai pesanan. Karena pasar kerajinan tas batok belum pulih secara maksimal.
“Masih berproduksi sesuai pesanan pelanggan karena pasarnya masih lesu,” ucapnya.
Sekarang, ia hanya mempekerjakan satu sampai lima orang pekerja untuk membantu produksi kerajinan tas batok. Sebagian pekerja juga ada yang menggarap produksi di rumahnya masing-masing.
“Pasarnya mayoritas di tempat wisata, berhubung masih belum maksimal pengunjung yang berwisata jadi usaha kerajinan batok saya juga belum maksimal,” tambahnya.
(Redaksi)
Komentar