INBISNIS.ID, TERNATE – Kunjungan kapal logistik ke Ternate hingga saat ini masih berjalan normal, tidak ada masalah. Dalam sebulan 12 kapal, karena dalam satu operator ada empat kali sebulan yang masuk melalui pelabuhan Ahmad Yani.
Hal itu disampaikan oleh Kasi Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhanan KSOP Kelas II Ternate, Muchlis Junaidi, kepada awak media pada Selasa (22/3) di Kantor Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ternate.Selanjutnya menurut Muchlis bahwa pembongkaran muatan pun bahan pangan didahulukan (diutamakan), karena merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Apalagi bahan pangan yang mudah rusak seperti daging, ayam potong, telur maupun bahan pangan lainnya, itu yang lebih diutamakan.
Selain itu, menurutnya administrasi yang menjadi persyaratan pembongkaran logistik di pelabuhan tetap dipermudah dengan tujuan menghindari terjadinya kelangkaan pasokan pangan di pasar akibat terlambat dibongkar dari kontener di pelabuhan.
Muchlis juga menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pengawasan pada saat proses pembongkaran di pelabuhan setempat serta mempermudah proses administrasi.
“Sehubungan menjelang bulan puasa, tentu kebutuhan masyarakat akan meningkat, maka kami akan terus mempermudah proses pelayanan administrasi yang jadi kewenangan KSOP, karena kebutuhan di bulan Ramadhan ini sangat urgen,” tuturnya.
Dia menyatakan, KSOP selama ini sudah ada sistem pengawasannya dan itu telah terlaksana. “Jadi ke depan kita lebih meniingkatkan lagi pengawasan bongkar muatnya, guna menghindari adanya permainan harga,” ujar Muchlis.
Muhlis juga menambahkan bahwa mereka telah melalukan rapat bersama TPID kota Ternate terkait antisipasi terjadinya inflasi, terutama yang menjadi fokus adalah minyak goreng dan terigu, sehingga hal ini menjadi perhatian serius pihaknya.
“Biasanya menjelang ramadhan dan Idul Fitri, pelabuhan Ahmad Yani di Ternate cukup banyak aktifitas untuk bongkar muat, dan barang yang paling banyak dilakukan pembongkaran adalah sembako seperti gula, beras, terigu, dan telur.
Kebutuhan tersebut terjadi peningkatan permintaan, sehingga kebanyakan yang dimuat menggunakan kontener adalah kebutuhan sembako”, pungkas Muhlis.