INBISNIS.ID, BLITAR – Keberadaan gerabah makin langka di zaman modern seperti saat ini. Namun di sentra pembuatan gerabah di Kabupaten Blitar, berbagai upaya dilakukan untuk menjaga gerabah tetap lestari dan tidak termakan oleh zaman.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pengrajin gerabah di Desa Plumpungrejo Kecamatan Kademangan ini dengan membuka pusat edukasi Kampung Gerabah. Di depan rumah warga, aktivitas membuat berbagai bentuk gerabah bisa disaksikan secara langsung. Sekitar 200 keluarga bertahan untuk memproduksi gerabah khas Blitar.
“Usaha membuat gerabah memang berasal dari orang tua dulu. Sekarang kita teruskan, hanya saja lebih inovasi. Sekarang sudah memproduksi jenis gerabah untuk interior dan suvenir,” kata Owner Kampung Gerabah Muhammad Burhanudin kepada INBISNIS.ID, Jumat (10/6/2022).
Sejak 2008, ia mulai menambahkan berbagai jenis motif dan warna gerabah interior buatannya. Selain itu, ada satu kelebihan gerabah produksi Blitar.
“Biasanya gerabah hanya dari tanah liat. Di sini kami campur dengan kaolin yang banyak di dapat di sini. Gerabah dengan campuran kaolin ini lebih kuat,” ungkapnya.
Ia menggagas Pusat edukasi gerabah sejak tahun 2014. Banyak kalangan sangat berminat belajar membuatnya. Tidak hanya masyarakat lokal, namun sampai wisatawan mancanegara. Dalam sepekan, hampir tiap hari Burhan menerima rombongan pelajar dan wisatawan yang ingin belajar membuat gerabah.
“Saya bikin tiga paket. Paket Rp 12 ribu itu edukasi dan mewarnai suvenir. Paket Rp 15 ribu itu edukasi dan membuat gerabah. Paket 25 ribu itu mulai edukasi, membuat gerabah sampai finishing mewarnai. Semua paket ini bisa membawa souvenir yang mereka warnai. Namun setelah pandemi masih belum kembali normal,” paparnya.
Sebagai informasi, gerabah interior dan suvenir hasil produk kampung gerabah banyak dijual ke Bali, Jakarta dan Kalimantan.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.