oleh

ISWI Gelar Webinar Terkait Budidaya Gandum di Indonesia

INBISNIS.ID, JAKARTA PUSAT – Ikatan Sarjana Wanita Indonesia ( ISWI ) bekerjasama dengan Propaktani dan berbagai elemen pakar dibidang pertanian dan pangan mengadakan acara Webinar dengan tema “Strategi pengembangan budidaya gandum didalam Negeri dan prospeknya sebagai subtitusi import”.

Webinar dijadwalkan berlangsung pada pukul 08:30 pagi sampai dengan jam 12:00 siang, Kamis kemarin (12/05).  Saat acara webinar akan dimulai jumlah peserta terus bertambah hingga mencapai 300 orang peserta melalui aplikasi Zoom meeting, tidak sampai disitu, Webinar ISWI yang berkaloborasi bersama Propaktani juga disiarkan langsung melalui chanel youtube yang dimana jumlah penonton mencapai 958 orang. hal ini menunjukan bahwa antusias elemen masyarakat diseluruh Nusantara sangat bergejolak.

Pada kesempatan itu Dr.Ir Retno Endah Lestari MSc, PhD selaku ketua umum ISWI menyampaikan, “saat ini Indonesia menjadi Negara dengan Import gandum terbesar dunia.”

Hal ini juga disampaikan oleh ketua panitia Propaktani Ugi Sugiharto S.IP. MM. “Gandum adalah salah satu komoditas binaan tanam pangan, ini tentunya menjadikan gandum untuk terus ditingkatkan kapasitas produksi dalam Negeri dan bagaimana mengsubtitusi import. Mengingat saat ini gejolak Rusia dan Ukraina juga berdampak pada import gandum maka perlu pengembangan produk dalam Negeri lebih lanjut”, jelasnya.

Tantangan pengembangan gandum di Indonesia menurut Directorat Jenderal Tanaman Pangan yang diwakilkan oleh Indra Rachmadi S.Pi, MSI selaku Koordinator jagung dan serelia TP mengatakan.

Webinar ISWI bersama Propaktani 300 Peserta Melalui Aplikasi Zoom Meeting dan Juga Disiarkan Langsung Melalui Chanel Youtube dan Jumlah Penonton Mencapai 958 Orang.

“Tantangan pengembangan gandum di Indonesia adalah belum adanya jaminan pasar yang dapat menampung gandum lokal, selain itu kesediaan benih gandum yang masih sangat terbatas dan juga alat pasca panen yang masih blm mencukupi seperti Combine dan alat pengering Dryer, tekhnologi dari hulu ( Budidaya) sampai hilir belum sepenuhnya dikuasai petani, pengembangan Gandum secara monokultur menghadapi persaingan dengan tanaman lain (hultikultura) yang telah dibudidayakan petani secara terus menerus, dan terakhir diperlukan sepenuhnya terjalin sinergi antar lembaga Pemerintah, Swasta, serta Stakeholder untuk dapat mengembangkan Gandum di Indonesia,” Urainya.

Selain itu Dr.Ir Retno Endah Lestari MSc, PhD menyampaikan, “prospek pengembangan gandum di Indonesia saat ini sangat menjanjikan karena sudah terbukti bisa tumbuh dengan baik di daerah tropis seperti di Indonesia walaupun sebenarnya Gandum termasuk tanaman daerah beriklim dingin.”

Dengan adanya webinar mengenai strategi pengembangan budidaya gandum di dalam Negeri serta prospeknya sebagai subtitusi import, diharapkan dapat mengurangi import Gandum dan berdampak baik bagi para petani dan pelaku usaha tanaman pangan khususnya di komoditas gandum.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *