INBISNIS.ID,LEMBATA – Pria bernama Agustinus Leyong Tolok diduga stress akibat tekanan dari istrinya dan mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya dengan meminum racun. Tuduhan ini dilontarkan Gregorius Bernadus Wajo alias Dus, selaku teman Almarhum.
Istri korban Yustina Bluan, membantah dan menyebut tidak ada masalah rumah tangga dengan cara menghukum suaminya, sehingga almarhum Agustinus Leyong Tolok stress dan minum racun. Itu fitnah yang kejam disaat saya sedang hamil saat itu. Hubungan saya dan suami saya Agustinus Leyong Tolok baik-baik saja, sebelum almarhum pamit ke sekolah dan menghilang pada Jumat, (13/11/2020), saya dan suami saya Agustinus Leyong Tolok masih duduk makan bersama dan meminta ijin pamit ke sekolah hal ini disaksikan kakak laki-laki saya dan istrinya. Uraian ini dikatakan Yustina Bluan, di depan penyidik Polres Lembata, pada Jumat, (18/2), di Lewoleba.
”Saya membantah fitnah yang beredar yang dilancarkan Gregorius Bernadus Wajo alias Dus, saat kematian suami saya, bahwa saya menghukum suami saya sehingga almarhum stress dan minum racun, saya tegaskan bahwa hubungan saya dan suami saya baik-baik saja, sebelum pamit kesekolah dan menghilang, saya dan suami masih sempat duduk bersama dan makan sama-sama, setelah itu suami saya pamit kesekolah, ini disaksikan oleh kakak laki-laki saya dan istrinya.” Terangnya.
Keterangan Gregorius Bernadus Wajo alias Dus itu dengan tegas saya membantah, keterangan itu fitnah yang kejam untuk saya yang lagi dalam keadaan hamil waktu itu. Sepanjang kehidupan rumah tangga saya, kalau almahrum suami naik tangan (pukul) saya iya, tapi kalau sebaliknya saya menyiksa suami, saya tegaskan tidak pernah terjadi, itu fitnah. Karakter suami saya orangnya pendiam, susah untuk curhat ke sembarang orang, apalagi hal terkait privasi menyangkut soal rumah tangga. Bantahan ini sudah saya berikan saat memberikan keterangan di Penyidik Polres Lembata, pada Rabu, 16 Februari 2022, jelas Yustina.
“Keterangan saya berikan di depan Penyidik, juga terkait warisan rumah dan tanah yang saya dengar langsung dari almarhum suami saya Agustinus Leyong Tolok dan almarhumah mertua saya. Suami saya anak bungsu dari tiga bersaudara, suami saya laki-laki bungsu. Saya dengar langsung dari almahrum suami dan almahrum mertua saya bahwa rumah yang ditujuh maret Lewoleba (rumah besar keluarga) menurut wasiat almarhumah mama mantu diserahkan kepada Gusto (almarhum), akan tetapi dalam perjalanan saat itu masih pro dan kontra sehingga diputuskan dibagi tiga. Saya lupa waktunya kapan, tetapi almahrum mertua saya pernah menelpon dan menyuruh Gusto untuk turun ke Lewoleba karena mau urus pembagian tanah di tujuh maret Lewoleba, akan tetapi jawaban Gusto almarhum bosan le, turun hanya urus itu-itu saja, saya juga agak sibuk ni”, tutur Yustina mengutip kata-kata almarhum.
Dalam pembagian tanah warisan ada tiga bidang tanah sudah terjual, sisanya sudah bersertifikat yang diurus oleh kakak kandung almahrum (Remi Tolok). Saya tahu dan saya dengar sendiri dari Remi Tolok disaksikan istrinya yang menjelaskan bahwa sertifikat semua saya sudah urus, jadi nanti kasih pulang saya punya uang baru kamu ambil sertifikat. Tanggapan suami almarhum Gusto, bapak masih hidup, itu tanah masih milik orang tua dan mungkin masih ada orang yang garap. Hingga saat ini sertifikat tanah almahrum masih ditangan Remi Tolok.
Lanjut Yustina menerangkan kejadian yang menimpah suaminnya, Pernah Almarhum pulang sekolah dengan raut muka yang tidak baik dan saya langsung tanya kenapa pulang dengan raut muka marah-marah. Almarhum menjawab, ihhh Dus (Gregorius Bernadus Wajo.Red) tadi di sekolah hampir saya tumbuk dia. Saya tanya lagi kenapa sampai begitu? Almarhum menjawab masalah di sekolah. Dan pernah Istri Dus yang bernama Letek mengadu di suami saya lewat inbox, karena mendapat inbox suaminya Dus dengan wanita lain. Letek mengirim screenshot inbox itu ke Almarhum.
“Pada hari Jumat, (13/11/2020) saat korban menghilang tidak ada satu guru atau anak sekolah yang datang ke rumah saya dan tidak ada juga yang telepon saya untuk menanyakan suami saya”.
Hari Sabtu, (14/11/2020) juga tidak ada guru yang datang dirumah saya untuk menanyakan keberadaan suami saya, dan ada rapat orang tua bersama guru-guru (tidak tahu jam berapa) hingga sampai berita heboh di media sosial baru Letek dan suaminya menelpon saya dan mau ketemu saya di rumah, dan waktu itu saya berada di rumah om kandung sehingga Dus dan Letek menyuruh saudari bapak saya untuk pergi panggil saya tetapi sepupu saya mengatakan suruh mereka kesini saja, akhirnya mereka berdua datang dirumah om saya”, urai Yustina Bluan.
Kuasa hukum istri korban Ahmad Azis Ismail, SH saat dikonfirmasi Sabtu, (19/2) menjelaskan ”kita serahkan kepada yang berwenang, Penyidik Polres Lembata sedang bekerja. Sedang diperiksa saksi-saksi, Penyidik juga sudah turun kembali di TKP, langkah lanjutan akan dilakukan pemeriksaan baju korban di forensik Denpasar, terus periksa ahli-ahli sesuai isi pemberitahuan di SP2HP dari Penyidik.
Dari seluruh keterangan yang sudah dihimpun, kami berkeyakinan masalah kematian Agustinus Leyong Tolok ini akan terungkap, kami yakin ini peristiwa pidana. Dan kami yakin Penyidik bekerja secara profesional dan jujur. Kami terus berkordinasi, selalu pertemuan tim membahas masalah ini, menyiapkan langkah-langkah untuk membantu Penyidik. Masalah kematian Agustinus Leyong Tolok ini bukan hanya di Polres Lembata, tapi Polda NTT sampai Mabes Polri dan Kapolri sendiri sudah tahu masalah ini, kami sudah bersurat dan berkordinasi langsung. Kami bekerja sesuai Surat Kuasa Khusus yang diberikan, kami bekerja secara profesional. Ini masalah kemanusiaan yang serius, kami konsen dan ikuti terus perkembangan sampai tuntas”, jelas mantan Sekretaris BEM Fakultas Hukum Undana ini.
(Supriyadi .D.Leuhoe / Redaksi)
Komentar