INBISNIS.ID, JAKARTA – Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso menyampaikan dukungan Indonesia untuk memperkuat ASEAN–Australia–New Zealand Free Trade Area (AANZFTA), serta mengharapkan dukungan Australia terhadap proses aksesi Indonesia ke dalam Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).
Keikutsertaan ini mempertegas komitmen Indonesia terhadap sistem perdagangan multilateral berbasis aturan. Menanggapi hal tersebut, pihak Australia menyatakan dukungan penuh terhadap upaya Indonesia bergabung dalam CPTPP.
Menurut Australia, meskipun proses aksesi memerlukan pemenuhan standar tinggi di berbagai aspek, hal ini dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk memperkuat reformasi ekonomi dan meningkatkan daya saing regional.
BACA JUGA :
- INBISNIS Property, Menjadikan Properti Anda Lebih Berharga
- Indonesia dan Swiss Perkuat Kerja Sama Bilateral di Bidang Investasi dan Hilirisasi
- Dialog Yudisial Indonesia–Australia, Perkuat Kerja Sama Hukum Lingkungan
- Labuan Bajo Holiday, Jadikan Liburan Anda Lebih Berkesan
- Indonesia Menjadi Hotspot Investasi Australia, Ini Faktor Utamanya!
Budi juga menyoroti dukungan Indonesia terhadap penyelesaian Joint Statement Initiative (JSI) on E-Commerce di WTO serta partisipasi Indonesia dalam Multi-Party Interim Appeal Arbitration Arrangement (MPIA). Kedua langkah ini dinilai akan memperkuat kesiapan Indonesia dalam memenuhi standar tinggi yang diterapkan di CPTPP.
“Indonesia adalah pendukung kuat sistem perdagangan multilateral. Keberhasilan Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-14 tahun depan akan sangat bergantung pada kemampuan kita menjembatani perbedaan dan memastikan perdagangan yang terbuka, adil, dan inklusif,” ujar Mendag Budi yang dilansir tvrinews.com, Minggu (12/10/2025).
Sepanjang periode Januari–Agustus 2025, total perdagangan Indonesia dan Australia tercatat mencapai USD 8,60 miliar, dengan ekspor Indonesia senilai USD 2,52 miliar dan impor sebesar USD 6,07 miliar.
Sementara itu, pada 2024, total perdagangan kedua negara mencapai USD 15,41 miliar, dengan ekspor Indonesia senilai USD 4,97 miliar dan impor sebesar USD 10,45 miliar.
Produk ekspor utama Indonesia ke Australia meliputi besi dan baja, mesin dan peralatan listrik, pupuk, serta alas kaki. Sementara itu, impor utama Indonesia dari Australia terdiri atas bahan bakar mineral, perhiasan dan permata, bijih logam, gandum, serta hewan hidup.
Sumber :tvrinews.com
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Punya pertanyaan soal Bantuan Hukum & Perizinan, Pencarian & Pengembangan Properti, Layanan Relokasi & Eksplorasi, Dukungan Media & Branding, Distribusi Produk ? INBISNIS bisa bantu jawabin.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini.
Yuk, gabung grup WhatsApp Berita INBISNIS.ID atau ikuti Channel Berita INBISNIS.ID! Dapatkan info terkini tentang Investasi, Bisnis dan Dunia Usaha langsung ke ponselmu.
Komentar