INBISNIS.ID, AUSTRALIA – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia secara aktif berupaya menarik investasi asing, dibuktikan dengan kunjungan kerja Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, ke Australia pada 19-20 Maret 2025.
Dalam kunjungan yang dikoordinasikan dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) tersebut, Bapak Pasaribu melakukan serangkaian pertemuan penting dengan pejabat pemerintah, investor, dan pemimpin bisnis Australia.
Puncaknya adalah pidato kunci di Australia-Indonesia Business Forum (AIBF) yang dihadiri oleh 40 perusahaan Australia, serta pembukaan Indonesia Investment Roundtable and Networking.
Pasaribu menyoroti peluang investasi yang signifikan, terutama di sektor hilirisasi (pengolahan hilir) senilai USD 618 miliar dan proyek strategis nasional (PSN). Inisiatif ini sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi 8% pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Sektor-sektor utama yang teridentifikasi dalam program nasional “Asta Cita”, termasuk energi terbarukan, industri hilirisasi, ekonomi digital, infrastruktur, dan pendidikan,” kata Todotua Pasaribu.
BACA JUGA :
- Pemerintah Dorong Reformasi Perizinan dan Pangkas Bonus Manajemen BUMN
- Business Pitching ITPC Sydney dengan UMKM Balikpapan
- DPR RI/Korinbang Dukung Upaya Peningkatan Perdagangan Indonesia – Australia
- Penerbitan Perdana Kangaroo Bond oleh Indonesia dengan Format AMTN
- ITPC Sydney Dorong UMKM Sulawesi Selatan Ekspor ke Australia
Lebih lanjut, beliau juga menyampaikan 77 proyek PSN yang diprioritaskan untuk periode 2025-2029, banyak diantaranya melibatkan partisipasi swasta, seperti program hilirisasi untuk garam, soda abu, kelapa sawit, kelapa, rumput laut, nikel, timah, bauksit, dan tembaga.
Wakil Menteri tersebut juga menggarisbawahi pentingnya investasi di sektor hilirisasi dan energi hijau untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
“Kami mengundang investor Australia untuk memanfaatkan potensi 28 komoditas hilirisasi Indonesia dengan total potensi investasi mencapai USD 618 miliar, dengan fokus pada sektor prioritas seperti hilirisasi nikel dan bauksit, pengembangan energi terbarukan, dan infrastruktur digital,” tandasnya.
Menteri Perdagangan dan Pariwisata Australia, Don Farrell, menyatakan ketertarikan yang kuat terhadap peluang-peluang ini, menekankan teknologi produksi pangan canggih Australia sebagai aset kunci untuk kolaborasi.
“Ada potensi sinergi dalam pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) baru Indonesia, dimana Australia memiliki keahlian yang signifikan,” tandas Don Farrell.
BACA JUGA :
- INBISNIS Property, Menjadikan Properti Anda Lebih Berharga
- Pantai Pasir Putih, Ramaikan Geliat Bisnis Property
- Kavling Waecicu 4251, Menjawab Kebutuhan Lahan Investasi di Labuan Bajo
- Kavling Menjaga 33890, Destinasi Komersial Baru di Labuan Bajo
- Kavling Gorontalo, Paduan Kawasan Pariwisata dan Kawasan Hunian
AIBF, yang didukung oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, KADIN, Fitzpatrick & Co, dan KPMG, juga menampilkan pidato dari Menteri Keuangan dan Menteri Reformasi Regulasi dan Perdagangan Adil New South Wales.
Wamen Todotua Pasaribu memaparkan kerjasama Indonesia-Australia melalui Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) dan keberhasilan investasi Australia di Indonesia.
Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Hubungan Luar Negeri, Benardino M. Vega, menyampaikan hal senada dengan Bapak Pasaribu, mendorong kemitraan bisnis yang lebih kuat antara pengusaha Indonesia dan Australia, khususnya dalam mendukung sektor-sektor prioritas Indonesia.
Hal ini berdasarkan yang dikutip media INBISNIS.ID, Sabtu (23/8/2025).
“Australia dan Indonesia mencatat visi bersama kedua negara mengenai pentingnya ASEAN sebagai kawasan strategis dan eksplorasi peluang kerja sama yang berkelanjutan, termasuk di bidang mineral kritis,” ungkap Benardino.
Selama lima tahun terakhir (2019-2024), Kementerian Investasi/BKPM mencatat Australia berada di peringkat ke-10 negara dengan realisasi investasi terbesar di Indonesia, dengan total investasi mencapai USD 2,7 miliar.
Sektor investasi yang paling diminati antara lain pertambangan (59,4%), hotel dan restoran (7,9%), jasa lainnya (7,1%), perumahan, kawasan industri dan perkantoran (4,7%), dan perikanan (4,7%).
Sumber :dpmptsp.sintang.go.id
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar