oleh

Histori Pasar Tua di Kota Negara yang Lestari

INBISNIS.ID, JEMBRANA – Pasar Toko Muda di Kelurahan Banjar Tengah, pusat kota Negara merupakan Pasar tua sejak jaman kerajaan Puri Negara yang masih lestari hingga sekarang. Walau hanya beberapa puluh pedagang yang bertahan berjualan dari berbagai jenis. Terdiri pedagang jajanan, sayur, buah, daging, ikan laut, dan juga kebutuhan banten serta bunga sarana sembahyang, Kamis (02/06).

Ni Kadek Sutarmi (56) tahun asal Lingkungan Ketapang, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara yang bertahan berjualan jajanan khas Bali khusus upakara. Berniaga dari pagi 06.00 WITA hingga tutup pukul 20.00 WITA. Hasil ini bisa cukup menghidupkan keluarga dan membantu menambah penghasilan suami.

“Walau baru berjualan 7 tahun tapi pelanggan cukup lumayan banyak. Dengan penghasilan rata-rata perhari 200 ribu, akan tetapi jelang hari raya seperti Galungan bisa lebih hingga mencapai 1 juta. Dan tidak hanya itu saja saat purnama dan tilem di hari persembahyangan umat Hindu,” jelasnya.

Istimewa

Sutarmi juga mengutarakan, untuk jajanan di buat sendiri dan ada juga yang nitip jajanan kampung olahan para masyarakat sekitar pasar. Untuk kebersihan pasar tetap dijaga dengan adanya petugas kebersihan. Bahkan sanitasi untuk toilet yang perlu sedikit perbaikan karena kurang rapi.

“Walau ruang lingkup kecil, pasar ini tetap menjadi daya tarik para pembeli dan pedagang. Sementara tanah milik Puri terjaga dengan baik serta terpelihara, sebagai pasar tua yang sangat tradisional. Saat ini usia sudah 56 tahun, saat kecil pasar tua ini sudah ada di jaman kerajaan Puri Negara,” katanya.

Ia pun mengisahkan, kemungkinan besar saat itu sistem niaga dengan cara barter (bertukar barang). Dimana para nelayan pesisir membawa hasil tangkapan di bawa ke pasar bertukar barang dengan para petani sawah ataupun kebun. Hingga kini nilai-nilai tradisional pasar rakyat bertahan di era zaman serba instan.

Konsumen pasar tua Sinta juga mengatakan, maraknya toko berjejaring tak membuat masyarakat di sekitar wilayah ini tak terpengaruh. Bahan komoditi yang dijual tentunya masyarakat besar menawar saat transaksi. Dimana nilai kepuasan inilah yang perlu di jaga lestari.

“Peran masyarakat dan pemerintahlah yang pegang peran agar kelestarian dan keamanan serta ruang lingkup yang asri tetap di jaga. Jangan hanya di asal rubah, akan tetapi malah konsumen enggan berbelanja. Mari sama-sama menjaga serta melestarikan nilai pasar tradisional. Apalagi ini pasar tua yang penuh dinamika dari jaman ke jaman,” pungkasnya.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *