INBISNIS.ID, LUWU TIMUR – Harapan untuk mendapatkan hasil yang melimpah, sirna saat petani di beberapa desa ini menghadapi kenyataan saat panen tiba bahwa hasil panen mereka sangat jauh dibawah rata-rata.
Adalah Daniel (37), seorang petani penggarap yang mengelolah sawah yang berada di Desa Mabonta Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur, seluas satu hektar (1 Ha), hanya mampu memperoleh hasil kurang lebih 1,5 ton (11 karung), sedangkan normalnya dengan luas seperti ini bisa menghasilkan 7 – 8 ton.
Menurutnya, yang menjadi penyebab adalah, saat awal tanam mulai tumbuh padi ini diserang hama tikus, setelah padi mulai bunting, diserang lagi hama penggerek batang.
“Saat awal tanam mulai tumbuh padi ini diserang hama tikus, setelah padi mulai bunting, diserang lagi hama penggerek batang,” terangnya.
Sementara seorang petani lain, Minggu (44) yang juga mengelolah sawah di daerah ini mengatakan bahwa penyebab menurunnya hasil panen padi di daerah ini akibat perubahan jadwal atau musim tanam yang ditetapkan pemerintah atau penyuluh pertanian setempat dari biasanya.
“Penyebab menurunnya hasil panen padi di daerah ini akibat perubahan jadwal atau musim tanam yang ditetapkan pemerintah atau penyuluh pertanian setempat dari biasanya”, kata Minggu.
Munggu menambahkan, pertumbuhan padi saat tanam juga terkendala dengan pupuk, persediaan pupuk bulan lalu sangat sedikit, bahkan sebagian petani tidak mendapatkan pupuk dari pengecer, padahal sudah dibayar, belum lagi jatah pupuk dikurangi.
Untuk hal tersebut di atas petani di daerah ini berharap ketersediaan pupuk untuk musim yang akan datang menjadi perhatian pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Timur, juga berharap Pemerintah terjun ke lapangan untuk melihat secara langsung apa yang menjadi kendala petani, bukan hanya duduk manis di kantor.
(Redaksi)
Komentar