oleh

Harga Melambung Tinggi, Petani Keluhkan Produksi Kopi Menurun

INBISNIS.ID, BORONG – Kawasan Lembah Colol yang terletak di Kecamatan Lamba Leda Timur, Manggarai Timur, NTT, merupakan pusat produksi kopi paling luas dan terkenal dibandingkan daerah produksi kopi lain.

Meski komoditas kopi mendunia dan penawaran harga melambung tinggi, produksi kopi yang dihasilkan petani di tahun 2022 malah menurun.

Terpantau harga kopi jenis arabika, bergerak naik hingga mencapai Rp23.000 per liter atau bergerak naik dari harga Rp17.000 per liter. Pada tahun 2016 lalu, harga kopi menginjak angka Rp16.000 per liter. Dan angka itu sudah dianggap besar di kalangan petani. Namun  tidak lama kemudian harga semakin menurun.

“Kalau harga kopi sekarang memang sangat memuaskan para petani kopi pada umumnya. Lebih khusus lagi di wilayah Colol,” ujar Kepala Desa Ulu Wae, Fransiskus Hardi, saat dikonfirmasi wartawan media ini, Sabtu (18/06/2022).

Namun sayangnya produksi kopi sekarang sangat menurun sekali lebih khusus kopi jenis arabika.

Menurut Frans, tahun ini, para petani ada yang hanya memperoleh 2 karung  kopi gelondong merah dari satu lahan kebun dibandingkan 10 karung pada tahun lalu.

Ia berharap untuk harga kopi tahun ini tetap bertahan di tahun-tahun selanjutnya.

Selain itu penyebabnya, menurut Frans, ada satu jenis pohon pelindung khusus kopi arabika yang sekarang sudah tidak ada yakni pohon kayu dadap, dan faktor kurangnya  perawatan.

Sementara itu, Founder Kopi Tuk, Amandus C Tukeng, menyampaikan indikasi punahnya kopi colol lebih khusus kopi Juria Colol.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, para petani sudah mencoba membudidaya kembali atau menanam ulang kopi juria colol, namun proses tumbuh kembang pohon kopinya tidak maksimal dan cenderung berumur pendek.

Berbeda dengan pohon kopi dengan jenis sama yang ditanam oleh nenek moyang, dan sudah berumur 70-80an tahun.

Oleh karena itu, kami meminta Pemkab Matim melalui Dinas Pertanian untuk menangani persoalan ini secara serius demi keberlanjutan kopi Colol.

“Mungkin dengan cara melakukan penelitian agar bisa menemukan penyebab serta solusi dari persoalan tersebut,” pintah Amandus.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *