oleh

Gagal Jadi Pendeta, Justru Melahirkan Siswa dan Siswi Terampil

INBISNIS.ID, JEMBRANA – Takdir memang selalu punya cara yang tak terduga agar selalu tampak mengejutkan. Sang ayah mengharapkan anak menjadi sosok Pendeta malah gagal tercapai, justru Sang anak memilih menjadi sosok guru.

Ir. Yohanis Ano, pendidik di SMK Negeri 2 Negara sejak tahun 1994. Sosok yang selalu menjadi inspirasi bagi masyarakat dia adalah seorang penganut agama Kristen Protestan. Pendidik yang aktif melayani umat Kristen di gerejanya sebagai Majelis Jemaat ini, juga menerapkan prinsip-prinsip rohani tanpa melihat latar belakang agamanya, terutama dalam melaksanakan tugas utamanya dalam proses belajar mengajar kepada siswanya di sekolah.

Pria yang lahir di Timor Tengah Selatan, NTT 24 Nopember 1962 ini berprinsip, nilai-nilai keagamaan itu bersifat universal bagi manusia, terutama bertaqwa kepada Tuhan sang maha pencipta, tabah, jujur, rendah hati, sopan santun, berpikir terbuka, menghormati orang lain adalah nilai-nilai yang tidak akan pernah mati selama bumi ini masih ada.

Ir. Yohanis Ano menceritakan kenangan lama, menamatkan pendidikan tingginya di Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Kristen Artha Wacana Kupang. Sedangkan Pendidikan keguruannya diperoleh melalui Program Perekrutan Guru Kejuruan Pertanian oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Fakultas Ilmu Pendidikan(FIP), IKIP Jakarta 1993/1994 di Rawamangun, Jakarta Timur, sekarang nama Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

“Selanjutnya ditempatkan di Sekolah Menengah Teknologi Pertanian(SMTP) Jembrana yang sekarang namanya SMK Negeri 2 Negara, hingga saat ini. Suka menulis artikel di bidang Pendidikan Kebudayaan, Sosial dan Lingkungan Hidup. Juga mendidik siswa di bidang Teknik otomotif kendaraan/mobil,” ungkap Yohanes.

Ia memaparkan bahwa sosok guru itu harus memberikan stimulasi mental (=sentuhan rohani) kepada siswa/siswinya dengan harapan sentuhan rohani yang diberikan kepada siswa akan memberikan dampak yang lebih kuat terhadap pemahaman siswa. Karena semakin banyak emosi positif yang dirasakan oleh siswa pada saat belajar, maka penguasaan materi pembelajaran akan semakin baik, apapun agamanya,” tegasnya.

Mantan Kepala SMK Negeri 2 Negara periode 2012 sampai dengan 2014 ini, mengatakan Pendidik/Guru zaman sekarang tugas dan tanggung jawabnya semakin menantang, terutama dengan diImplementasikannya Kurikulum Merdeka (IKM) dengan intinya pembentukan karakter Pelajar Pancasila dan perkembangan penggunaan teknologi Informatika (TI) yang semakin nyata saat ini. Karena itu guru/pendidik harus terus meng-update ilmunya.

“Seorang guru, harus terus berguru. Bagaimana kita mau mengubah dunia kalau kita sendiri tidak mau berubah. Kunci untuk berubah kearah yang lebih baik adalah DISIPLIN, yang diamalkan, didoakan dan diterapkan secara konsisten,” tuntas Yohanes yang memiliki 4 anak yang sukses meraih bidang ilmu.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *