INBISNIS.ID, LABUAN BAJO – Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi wilayah Bali–Nusa Tenggara mencapai 6 persen pada periode 2025–2029. Namun, di balik geliat pariwisata dan pembangunan, masih ada pekerjaan rumah soal ketahanan pangan.
Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah, Agraria, dan Tata Ruang Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Nazib Faizal, mengatakan wilayah Bali–Nusra diproyeksikan tumbuh dengan rata-rata ekonomi 6,1–6,4 persen pada periode 2025–2029.
“Kontribusinya terhadap PDB nasional diperkirakan meningkat dari 2,8 menjadi 3 persen, dengan pendapatan per kapita mencapai Rp61–66 juta,” kata Nazib dalam Forum Koordinasi Penataan Ruang Bali–Nusra di Hotel Meruorah Komodo, Labuan Bajo, Selasa (21/10/2025).
“Tingkat pengangguran terbuka pun ditargetkan menurun dari 2,19–2,72 persen menjadi 1,85–2,53 persen,” lanjutnya.
Nazib juga menyoroti kebutuhan pangan dasar di kawasan pariwisata super prioritas (DPSP) Labuan Bajo yang masih bergantung dari luar daerah.
“Pariwisatanya sudah bagus, tapi kebutuhan dasar manusia itu makan. Saya dengar telur saja masih didatangkan dari Bali dan Jawa. Masak sih ayam nggak hidup di Flores?” kata Nazib.
BACA JUGA :
- INBISNIS Property, Menjadikan Properti Anda Lebih Berharga
- Indonesia dan Swiss Perkuat Kerja Sama Bilateral di Bidang Investasi dan Hilirisasi
- Dialog Yudisial Indonesia–Australia, Perkuat Kerja Sama Hukum Lingkungan
- Labuan Bajo Holiday, Jadikan Liburan Anda Lebih Berkesan
- Indonesia Menjadi Hotspot Investasi Australia, Ini Faktor Utamanya!
Menurutnya, ketergantungan terhadap pasokan pangan dari luar menunjukkan pentingnya perencanaan tata ruang yang lebih terarah dan berpihak pada penguatan ekonomi lokal.
Pemerintah kini tengah menyiapkan pengembangan Ring Utara Flores sebagai kawasan pertanian terpadu untuk menopang kebutuhan pangan di Labuan Bajo dan sekitarnya.
“Kita tata ruangnya. Bagaimana caranya supaya telur ini sebisa mungkin tidak impor dari pulau lain. Ada permintaan di sini, tinggal bagaimana pasokannya kita dorong dari Flores, untuk Flores, oleh Flores,” jelasnya.
Nazib menegaskan, pembangunan wilayah Bali–Nusra bukan hanya soal infrastruktur jalan dan pariwisata, tetapi juga memastikan dapur masyarakat lokal ikut sejahtera.
“Ini hal sederhana, tapi berdampak besar. Kita ingin pariwisata tumbuh, tapi pangan juga harus kuat,” ujarnya.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Punya pertanyaan soal Bantuan Hukum & Perizinan, Pencarian & Pengembangan Properti, Layanan Relokasi & Eksplorasi, Dukungan Media & Branding, Distribusi Produk ? INBISNIS bisa bantu jawabin.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini.
Yuk, gabung grup WhatsApp Berita INBISNIS.ID atau ikuti Channel Berita INBISNIS.ID! Dapatkan info terkini tentang Investasi, Bisnis dan Dunia Usaha langsung ke ponselmu.













Komentar