oleh

Dwijendra University Menggelar Seminar “Peran Generasi Muda dalam Pembangunan Budaya Bali

INBISNIS.ID, BALI – Mewujudkan Provinsi yang sejahtera dan berkembang membutuhkan pemimpin dan generasi yang cerdas dan siap bersaing di mana pun, mereka harus berbekal kemampuan dan wawasan yang luas. Untuk itu, sebagai orangtua memiliki tugas dan kewajiban mendidik dan menanamkan kesopanan, etika dan tata krama sebagai ilmu mendasar serta garda utama dalam kehidupan mereka.

Hal ini disampaikan Ny. Putri Suastini Koster selaku Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali saat diundang sebagai narasumber dalam seminar “Peranan Generasi Muda Dalam Pembangunan Budaya Bali” yang diselenggarakan secara hybrid oleh Universitas Dwijendra, di Aula Sadhu Gocara-Yayasan Dwijendra, Kamis, (25/8/2022).

Lanjut Dia, menjadikan generasi muda yang berilmu dan berbakat, memerlukan ketelitian juga dalam memilih sekolah untuk mengenyam pendidikan. Karena output dari sekolah akan menentukan masa depan bagi anak-anak nantinya. 

Ny. Putri Koster menambahkan, “Jika zaman dulu pahlawan berjuang memerdekakan tanah air melawan penjajah, namun sekarang kita wajib menyiapkan generasi untuk melawan kebodohan dan keterbelakangan, agar bersama kita membangun daerah untuk lebih maju dan berkembang mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

Apabila kita semua sudah berbekal pengetahuan, maka kita semua akan paham membedakan mana yang pantas untuk ditiru dan tidak. Karena masa sekarang yang padat dengan perkembangan teknologi dan informasi dalam bentuk digital tentu saja akan memberikan banyak pilihan, sehingga kita harus mampu memilah informasi.

Sebagai orangtua kita wajib mengawal anak-anak kita agar tidak terjerumus oleh berita yang palsu dan membahayakan pola pikir. Hal ini menjadi penting karena kita memegang teguh budaya ketimuran, yang penuh dengan sopan santun, etika, tata krama, sifat gotong royong dan toleransi dalam menjaga keberagaman.

Sementara itu, Dr. I Ketut Wirawan, SH., M.Hum selaku Ketua Yayasan Dwijendra menyampaikan, sebagai salah satu Yayasan Hindu tertua di Indonesia, tentu pembangunan budaya bali harus tetap dilestarikan kedepannya. Melihat perkembangan zaman seperti sekarang, merupakan point penting bagi generasi muda untuk ikut melestarikan budaya bali.

Ketut Wirawan menambahkan, adapun output yang ingin dihasilkan dari seminar kali ini yaitu para generasi muda baik yang ada di lingkungan kampus maupun luar kampus dapat memahami makna dari nilai-nilai budaya bali. Ilmu pengetahuan dan teknologi begitu mudah masuk sehingga dikhawatirkan dapat mendegradasikan nilai-nilai budaya bali.

“Sehingga mereka akan bisa selalu bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai Budaya Bali yang adi luhung,” tambahnya

Selain itu, Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc. MMA. selaku Rektor Dwijendra University mengungkapkan bahwa kebudayaan Bali tidak hanya berwujud pada artefak atau kebendaan seperti yang berupa karya seni, kerajinan, aksara Bali, namun juga merupakan bentuk non-fisik seperti tata perilaku warga masyarakat yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur dari para leluhur yang sangat adi luhung. Dwijendra University senantiasa menjadi institusi penjaga budaya Bali dan mendukung kebijakan Gubernur Bali serta kepala daerah di kabupaten dan kota di Bali.

“Hal tersebut dibuktikan dengan memberikan beasiswa kepada seluruh mahasiswa yang memilih Program Pendidikan Bahasa Daerah Bali hingga menjadi sarjana,” tutup Gede Sedana.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *