oleh

Dodol Rumput Laut Olahan Khas Nunukan

INBISNIS.ID, PURWAKARTA – Jauh dari hiruk pikuk kota, belasan kaum hawa membuat adonan kerupuk berbahan dasar rumput laut. Suasana riang menyeruak ke segala sudut ruang. Sesekali terlontar guyonan dan tawa, namun tangan-tangan mereka tetap bergerak cekatan mengaduk adonan agar merata. Padahal usia sebagian dari mereka sudah tak bisa lagi dibilang muda, Selasa (19/04).


Mereka adalah warga yang belajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Tut Wuri Handayani, sebuah lembaga pendidikan nonformal yang berada di Provinsi Kalimantan Timur. Rupanya adonan yang mereka buat adalah adonan dodol rumput laut. Komoditas rumput laut yang melimpah di daerah ini dimanfaatkan PKBM Tut Wuri Handayani untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat setempat.

Di bawah bimbingan Darmiah, SE, rumput laut diolah menjadi beraneka cemilan yang enak. Diantaranya kerupuk, selai, candy, tortilla, dan dodol. Semua jenis produk sudah tembus dijual di supermarket-supermarket dan bandar udara (bandara) setempat.

Semua orang tahu bahwa pasar swalayan (supermarket) tak sembarang menerima pasokan produk makanan, kecuali produk tersebut telah teruji secara higienis, cita rasa, branding dan kemasan.

“Dengan dijual di bandara, kami boleh sedikit berbangga karena semua jenis produk kami bisa dinikmati masyarakat luas. Bukan hanya oleh masyarakat Nunukan tetapi juga masyarakat Indonesia untuk dijadikan oleh-oleh,” kata Darmiah saat disambangi aksara belum lama ini.

Geliat kewirausahaan PKBM Tut Wuri Handayani diawali ketika lembaga itu menerima dana bantuan Aksara Kewirausahaan sebesar Rp70.000.000 dari Dirjen PAUDNI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pusat pada 2011 lalu. Dan pihak kementerian terus menyalurkan bantuan ke PKBM Tut Wuri Handayani. Sebab PKBM ini dianggap mampu menggunakan dana bantuan sesuai yang diharapkan.

“Maka pada tahun berikutnya Tut Wuri Handayani kembali dipercaya diikutkan dalam program Pemberdayaan Perempuan. Dana ini dimanfaatkan untuk lebih menggairahkan bidang kewirausahaan yang terfokus kepada pengolahan rumput laut,” papar Darmiah.

“Kami tak ingin menyia-nyiakan kepercayaan. Kami ingin dana bantuan yang diterima benar-benar dimanfaatkan sesuai peruntukannya,” ujar Sarina, Sekretaris PKBM Tut Wuri Handayani.

Ia menjelaskan, kewirausahaan di bidang pengolahan rumput laut sangat membantu mengangkat derajat perekonomian masyarakat sekitar.

“Warga belajar tak hanya mampu membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga mampu memiliki keterampilan yang mendatangkan penghasilan,” jelas perempuan kelahiran Nunukan 15 Mei 1990 ini.

Sarina bersama sang ketua dan pengurus lainnya tak akan berhenti berinovasi. Semakin dikenal produk yang mereka hasilkan, semakin terpacu untuk lebih meningkatkan usahanya.

“Pada akhirnya warga di sini, khususnya mereka dari kalangan ekonomi rendah bisa mandiri. Itu harapan kami,” imbuh Sarina diamini dengan anggukan Darmiah yang duduk di sampingnya, “Yang pasti, kami akan terus berkarya karena di Nunukan Selatan ini sasaran PKBM tak akan pernah habis. Sebagai wilayah perbatasan, tempat ini menjadi lalu lintas bagi TKI yang bekerja di Malaysia. Mereka memang yang menjadi sasaran utama kami,” timpal Darmiah.


Untuk lebih mempopulerkan produknya, PKBM Tut Wuri Handayani getol mengikuti sejumlah pameran dan bazar dalam berbagai event. Bukan hanya di Nunukan, Darmiah dan kawan-kawan kerap harus memajangkan hasil karya mereka di daerah-daerah lain. Semua produknya diberi merek Cahaya Madinah. Pada pertengahan Juni 2013 lalu PKBM ini juga menjadi peserta bazar dalam event gelar budaya Nunukan Gemilang. Event tahunan ini sayang untuk dilewatkan karena sanggar-sanggar tari yang tampil bukan hanya dari Nunukan, tetapi juga dari negara Jiran, Malaysia dan Brunei.

Tak sulit bagi PKBM Tut Handayani menerobos pasar dengan berbagai strateginya, “Beruntung kami sudah lama bermitra dengan instansi pemerintah seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan instansi swasta seperti Pupuk Kaltim. Sehingga kami dapat meng-update info-info seputar penjualan produk,” tutur Darmiah. Diakui dia, kemitraan ini terjalin setelah pihak instansi tak meragukan kiprah yang dijalankan PKBM Tut Wuri Handayani.

Diungkapkan Darmiah, komoditas lokal seperti laut memiliki nilai ekonomi yang tinggi, terlebih setelah melalui proses pengolahan, Untuk itu kami berharap pemerintah tak berhenti memberikan sokongan untuk lebih memberdayakan usaha yang kami jalani. Dia mengaku saat ini sedang harap-harap cemas setelah pihaknya mengajukan permohonan dana bantuan program penyaluran dan pegolahan kegiatan PKBM Tematik.

“Jika permohonan kami disetujui, tentu kami akan dengan mudah mengembangkan usaha rumput laut. Dengan sendirinya, Tut Wuri Handayani juga berperan dalam menciptakan lapangan kerja,” ujar Darmiah.

Hal itu senada dengan yang dilontarkan Sarina. Menurutnya, suntikan dana sangat diperlukan karena selama ini pihaknya keteteran memenuhi permintaan pasar.

“Jumlah peminat produksi kami yang begitu banyak tak sebanding dengan produksi yang kami hasilkan karena minimnya modal. Bisa dibayangkan, kalau saja modal memadai, dipastikan kami akan lebih semangat berkreasi.” tambah Sarina.

(Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *