oleh

Desa Emas Bangun Indonesia Emas 2045

-Daerah-875 views

INBISNIS.ID, Jakarta – Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dan keanekaragaman budaya serta bahasa tidak bisa dipungkiri bahwa yang ikut menjadi penyokongnya adalah Desa.

Dalam kondisi pandemi covid-19 yang membuat semua sektor terpuruk, diperlukan peran aktif masyarakat untuk membantu pemulihan ekonomi termasuk dalam bidang pertanian.

Gerakan Desa Emas merupakan sebuah gerakan dari bawah ke atas yang sedang digalakan menjadi anggota dari 126 negara tetap dan 86 negara tidak tetap yang ingin mempunyai target 17 Sustainable Development Goals (SDGs), tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, desa dengan kesehatan yang baik, desa tanpa stunting/gizi buruk, desa yang berpendidikan tanpa buta huruf, dan desa yang mengutamakan kesetaraan dalam hal aktifitas perempuan yang dihargai dengan semangat yang digunakan untuk menggambarkan peradaban Desa yang tangguh, mandiri, bermartabat dan Sejahtera.

“Desa Emas merupakan Gerakan dari bawah keatas bagi negara-negara yang mau mempunyai target desa tanpa kemiskinan, desa tanpa kelaparan, desa dengan kesehatan yang baik, desa tanpa stunting, desa yang berpendidikan, dan desa yang mengutamakan kesetaraan dalam hal aktifitas perempuan yang dihargai dan 12 SDGs lainnya.”
Hal ini disampaikan oleh Aries Muftie SH SE MH selaku Presiden Gerakan Desa Emas Indonesia dalam Pelatihan Digtech kepada Para Perwakilan Koperasi se Jakarta di Ruang Jakarta Creative Hub, Jumat (11/2/2022).

Menurut Aries Muftie, tahun 2015 anjuran dari PBB agar negara-negara yang ingin target SDGsnya, gunakanlah pola gerakan desa emas atau dalam bahasa koreanya adalah Saemaul Undong (Gerakan Desa Baru atau Gerakan Masyarakat Madani) intinya hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Melalui organisasi seperti Koperasi, jadi tiga aturan dasar untuk mencapai hal ini yaitu, Sumber Daya Insani artinya, kita harus mendidik warga desa menjadi insan yang unggul untuk melahirkan karya yang unggul pula, Benih Uang artinya, warga desa walaupun miskin harus mampu mengumpulkan uang agar bisa membiayai proyrk yang ada, Koperasi sebagai institusinya secara gotong royong dan semua warga desa menjadi anggota koperasi. Itulah yang dikerjakan sehingga tujuan akhirnya, 17 SDGs melalui industri desa yang dimiliki oleh warga desa melalui Koperasi.

“Intinya hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Ada tiga aturan dasar untuk mencapai hal ini, Benih insani, Benih uang dan Institusi Koperasi,” kata Aries Muftie.

Diharapkan Pemda DKI khususnya Gubernur dan DPRD nya membuat satu Perda bahwa 30% produk-produk yang dijual di wilayah DKI baik di hotel, restaurant, catering adalah menyerap produk-produk dari JakPreneur dalam bentuk Koperasi yang semua sumber daya alamnya semua berasal dari Indonesia bukan import maka hasilnya akan luar biasa, ketahanan pangan dan pendapatan pun ototmatis akan meningkat.

(Elin Herliana/Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *