Penulis : Alexander Ratulangi
INBISNIS.ID, JAYAPURA – Ratusan hektar hutan Mangrove di pesisir pantai Holtekamp Jayapua, Keberadaannya terancam punah akibat alih fungsi hutan mangrove untuk dijadikan tambak ikan demi kepentingan bisnis pribadi.
Kondisi itu terkuak saat kelompok pencinta lingkungan yang menamakan dirinya sebagai Komunitas “Menoken Mamta”, kembali menggelar aksi mengunjungi salah satu tempat kawasan hutan mangrove yang berada di sekitar kota Jayapura tepatnya di pantai Palong Holtekamp Jayapura, Papua. Kamis, (24/02).
Keterangan soal alih fungsi lahan mangrove menjadi tambak ikan diperoleh redaksi, saat bertemu dan berbincang langsung bersama Bapak Geissler Ramela, warga setempat yang peduli akan keberlangsungan hutan mangrove.
“Hutan mangrove mulai terancam oleh beberapa faktor, salah satunya faktor peralihan fungsi dimana hutan mangrove yang seharusnya ada, beralih fungsi menjadi tambak ikan di daerah resapan air, Kejadian tersebut telah terjadi dari tahun 70an sampai dengan saat ini”, ujar Geissler Ramela.
Lanjut Ramela, akibat penebangan hutan saat hujan turun akibatnya tanah tidak mampu menahan derasnya debit air, akibatnya terjadi luapan air kepermukaan dan banjir tidak dapat dihindarkan, jelas sangat merugikan warga sekitar baik materi bahkan tidak menutup kemungkinan korban jiwa.
“Karena kurangnya kepedulian dari pihak-pihak terkait, saya pesan kepada para komunitas pecinta alam yang peduli, agar dapat berjuang bersama untuk mempertahankan hutan mangrove agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kedepannya,” pintanya.
Geisler Ramela juga sangat optimis, untuk kedepannya jika hutan mangrove ini terjaga dan terawat bisa menjadi salah satu objek wisata yang sangat strategis di kota Jayapura dan sekitarnya. Geisler bersama keluarganya dan beberapa komunitas salah satunya komunitas menoken terus menyuarakan untuk menjaga dan merawat hutan mangrove yang masih tersisa.
“manusia tidak menjaga lingkungan, “Manusia tidak bersahabat dengan alam maka dia akan terkena dampak dari alam” pungkas Geissler Ramela.
(Redaksi)
Komentar