INBISNIS.ID, BLITAR – Dampak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi diberbagai daerah Jawa Timur, sangat berdampak bagi penjualan sapi di pasaran. Salah satunya penjualan di Pasar Dimoro Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Sukorejo.
Salah satu pedagang di Pasar Dimoro Kota Blitar, Arifin mengaku, selama kurang lebih dua pekan terakhir, omzet penjualan sapi di pasar turun drastis. Bahkan harga sapi juga turut anjlok.
“Sangat berdampak mas, biasanya setiap ke pasar laku empat sampai lima sapi, sekarang satu sapi saja, bahkan tidak ada pembeli,” kata Arufi yang juga pedagang sapi di Pasar Wlingi, Kamis (19/5/2022).
Ia mengatakan, harga per ekor sapi bisa turun Rp2.000.000 hingga Rp3.000.000.
“Harganya hancur mas, mengalami penurunan yang cukup besar. Banyak masyarakat yang enggan membeli sapi. Takut kena penyakit. Kami molang (pedagang sapi) berharap penyakit ini segera hilang agar kita bisa berjualan sapi seperti biasa,” ucapnya.
Sebagai informasi, turunnya harga sapi tidak hanya terjadi di pasar Dimoro saja yang mengalami penurunan, tapi hampir di semua pasar Kabupaten Blitar juga mengalami hal yang sama. Sehingga banyak pedagang sapi merugi. Meski pemerintah telah menghimbau kepada masyarakat bahwa penyakit ini tidak menular kepada manusia.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar