oleh

ChildFund Gelar Pelatihan Krisis Iklim dan Kekerasan Anak bagi 26 Orang Muda

INBISNIS.ID, SIKKA – ChildFund International in Indonesia melalui Youth Voice Now Project, menggelar pelatihan seri pertama bagi 26 orang muda yang berasal dari Kabupaten Flores Timur, Sikka dan juga Ende selama tiga hari, dimulai sejak Kamis (14/7) hingga Sabtu (16/7/2022), bertempat di Aula Hotel Permata Sari, Maumere, Kabupaten Sikka. Selain itu juga, diikuti secara daring (online) oleh 6 orang anak muda yang berasal dari Kupang dan Kabupaten Belu.

Pada kegiatan ini, para peserta mendapatkan pelatihan terkait krisis iklim, analisis sosial dan teknik berbicara di depan umum dari beberapa narasumber. Sehingga mereka diharapkan bisa mempunyai bekal soft skill baru, untuk melakukan pemetaan isu, kampanye dan juga advokasi terkait isu lingkungan hidup dan kekerasan terhadap anak di wilayahnya masing-masing.

“Jadi tema besarnya, yaitu kita harus mengutamakan isu krisis iklim dan kekerasan terhadap anak. Tujuannya adalah mengajak anak muda dan orang muda, untuk mengasah kemampuan dalam melakukan analisa sosial dan peningkatan kemampuan mereka untuk berbicara di depan umum (public speaking),” terang Dimas Pandista, Project Coordinator ChildFund di Indonesia, pada Sabtu (16/7/2022)

Menurut Dimas, pada hari pertama, para peserta diberikan pelatihan tentang hak-hak anak dan Child Self Garding (kebijakan perlindungan anak). Dengan begitu, orang muda diharapkan dapat mengetahui anak-anak dan cara melindungi anak yang beraktivitas bersama mereka, sehingga anak-anak merasa lebih aman dan nyaman untuk berkegiatan.

Pada hari kedua, mereka (orang muda) fokus ke materi analisis sosial, dimana disitu juga dilakukan praktik bersama narasumber, yang aktif untuk mengolah isu anak dan kemasyarakatan. Sehingga narasumber dapat mentransferkan ilmu pada anak-anak muda, agar mereka terbiasa melakukan analisa-analisa sosial terutama isu anak muda.

Sedangkan di hari ketiga, mereka diberikan pelatihan tentang Public Speaking. Disitu narasumber membagikan tips dan cara-cara untuk bisa meningkatkan rasa percaya diri mereka saat berkomunikasi, berbicara di depan umum dan juga bisa berkomunikasi secara efektif di forum maupun diskusi publik nantinya. Selain itu, diberikan juga materi tentang Online Safety (keamanan berinteraksi di media sosial/internet) yang baik dan benar.

Lebih lanjut Dimas menambahkan, setelah seri pertama, akan ada seri selanjutnya, yang akan membahas tentang jurnalisme dan pelatihan khusus tentang cara menggunakan media sosial untuk kepentingan kampanye dan advokasi. Sementara pada puncaknya nanti, pihaknya bersama anak-anak muda akan melakukan kegiatan peningkatan advokasi kebijakan, baik di level desa, kabupaten maupun nasional.

“Jadi susah-susah gampang untuk mengajak anak muda disini agar bergerak bersama, tapi melihat dari beberapa representatif anak muda, terlihat banyak potensi-potensi yang bisa dikembangkan. Untuk itu, kita juga butuh kerja sama dari berbagai pihak dan pemerintah sehingga anak-anak bisa berpartisipasi di masyarakat secara bermakna. Jadi mereka tidak hanya berpartisipasi sebagai peserta saja, ikut dalam pengambil keputusan di masyarakat, ikut bersuara dan mungkin ikut membantu memetakan masalah-masalah yang ada di masyarakat,” jelasnya.

Dengan kemampuan dasar yang dipelajari selama tiga tersebut, Dimas pun berharap agar dapat membantu para orang muda untuk belajar mengkampanyekan, mensosialisasikan dan mengkomunikasikan isu-isu terkait krisis iklim dan pengaruhnya terhadap kekerasan anak.

“Harapannya, mereka bisa menjadi agen perubahan di lingkup terkecil mereka. Bisa itu di sekolah mereka, di desa ataupun sampai level nasional. Sehingga mereka bisa terlibat untuk berpartisipasi secara aktif dan bermakna, serta terbiasa untuk mencari solusi dalam memecahkan sebuah masalah yang ada di daerahnya masing-masing,” ungkapnya.

Sementara salah satu peserta pelatihan dari Forum Anak Kajowair dan Youth Voice Now, Theresia Stevanita mengungkapkan bahwa, kegiatan selama tiga hari tersebut, memberikan dampak yang besar bagi pihaknya yang merupakan kaum muda.

“Sebelumnya kami tidak terlalu peduli terhadap lingkungan. Tapi dengan  adanya kegiatan ini, ternyata memberikan dampak yang begitu besar bagi kami, oleh karena kegiatan ini slogannya adalah dampak dari perubahan iklim terhadap kekerasan anak. Jadi ini memiliki dampak yang sangat berkesinambungan, meskipun kita tidak merasakan dampak secara langsung tetapi efeknya akan terjadi di masa yang akan datang,” kata Ita, sapaannya.

Menurut Ita, materi yang paling berkesan bagi dirinya dalam pelatihan itu yakni analisis sosial. Dimana para peserta dari berbagai wilayah itu, dapat menuangkan pola pikir mereka dan saling menentukan masalah yang paling krusial di daerahnya masing-masing. Dari situlah, mereka kemudian mencari dan menemukan solusi, lalu merekomendasikan saran agar dapat menanggulangi masalah tersebut.

“Jadi saya sangat bangga karena bisa dilibatkan dalam kegiatan ini. Dengan kegiatan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami terkait public speaking, menggali dan membuat analisis sosial dari masalah yang kami ambil dari akarnya, dapat menemukan solusi serta merekomendasikan saran terkait masalah yang terjadi di lingkungan sekitar kami,” tuturnya.

Setelah mengikuti pelatihan ini, Ita juga berjanji akan membagikan pengalaman bersama teman-teman di daerahnya, di Desa Kajowair, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka. Sebab baginya, banyak warga masyarakat yang belum sadar akan penggunaan pupuk kimia/pestisida, menebang pohon dan tidak membuang sampah pada tempatnya, yang mana semuanya akan berdampak pada perubahan iklim nantinya.

“Setelah pulang ke daerah, semoga saya mampu menyampaikan suatu perbuatan, meskipun itu hal kecil tapi memiliki impact yang besar. Seperti meminta masyarakat membuang sampah pada tempatnya atau dapat mengolah limbah yang baik dan benar. Untuk itu, saya juga memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada ChildFund, karena sudah melibatkan dan mampu mendengarkan suara kami,” bebernya.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *