INBISNIS.ID, BALI – Industri farmasi, industri pembangunan rumah sakit dan ekonomi kreatif memiliki peluang besar menarik investasi di Bali melengkapi dominasi investasi di sektor tersier seperti hotel dan restoran.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Dedi Latip di sela pembukaan pameran bisnis dan UMKM Bali Jagadhita 2025 di Denpasar, Bali, Senin (2/6/2025)
“Itu yang akan kami tawarkan agar investor itu tidak hanya di sektor tersier,” kata Dedi Latip yang dilansir antaranews.com, Senin (2/6).
Saat ini, di Bali berdiri Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sanur, Denpasar sebagai KEK pertama di tanah air sekaligus sektor pariwisata yang menjadi sektor terbesar pada ekonomi Pulau Dewata.
BACA JUGA :
- Menperin Reformasi Kebijakan TKDN: Kini Lebih Murah, Mudah, Cepat, dan Transparan
- Pantai Pasir Putih, Ramaikan Geliat Bisnis Property
- Indonesia Gencar Tarik Investasi Australia di Sektor Hilirisasi dan Proyek Strategis
- Labuan Bajo Holiday, Jadikan Liburan Anda Lebih Berkesan
- Indonesia Terus Genjot Promosi Kuliner dan Budaya di Australia
Berdasarkan data yang dihimpun, realisasi investasi pada 2024 di Bali mencapai Rp36,5 triliun, terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp24,21 triliun, penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp12,31 triliun.
Sedangkan selama triwulan I-2025, realisasi investasi di Bali mencapai Rp12,26 triliun, sebanyak Rp7,70 triliun di antaranya adalah PMA dan sebesar Rp4,55 triliun adalah PMDN.
Dari realisasi gabungan PMA dan PMDN di Bali secara umum dominasi investasi bergerak di sektor tersier.
Apabila dirinci, hotel dan restoran menduduki posisi puncak yakni hampir 30 persen, kemudian sebesar 24 persen investasi di perumahan, kawasan industri, dan perkantoran.
BACA JUGA :
- Kunjungan Menlu Australia ke Indonesia Memperkuat Kemitraan
- Minat Asing di Bali Naik Drastis, Labuan Bajo dan Sumba Siap Diserbu Investor
- Fine Food 2025 Resmi Dibuka: Indonesia Hadir dengan Enam Exhibitor F&B Unggulan
- Turis Australia Mengganggap Bali sebagai ‘Tanah Airnya’ yang Kedua, Ini Alasannya
- ITPC Sydney Dorong UMKM Sulawesi Selatan Ekspor ke Australia
Kemudian jasa lainnya sebesar 15 persen, transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar 8,5 persen dan sisanya perdagangan dan reparasi.
Hal ini berdasarkan yang dikutip media INBISNIS.ID, Selasa (16/9/2025).
“Bagaimana supaya tidak spesifik ke hotel dan restoran atau tersier lain. Ini coba kami dorong salah satunya mengundang PMA berharap mereka dukung hilirisasi dan mendukung yang sudah eksis,” ucapnya.
Agar daerah bisa menarik investasi, maka perlu mengangkat investasi berkelanjutan atau ramah lingkungan sesuai tuntutan investasi saat ini.
“Untuk itu, kami harapkan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah guna menghadirkan kemudahan berusaha,” pungkasnya.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Punya pertanyaan soal Bantuan Hukum & Perizinan, Pencarian & Pengembangan Properti, Layanan Relokasi & Eksplorasi, Dukungan Media & Branding, Distribusi Produk ? INBISNIS bisa bantu jawabin.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini.
Yuk, gabung grup WhatsApp Berita INBISNIS.ID atau ikuti Channel Berita INBISNIS.ID! Dapatkan info terkini tentang Investasi, Bisnis dan Dunia Usaha langsung ke ponselmu.
Komentar