INBISNIS.ID, BLITAR – Beberapa tahun terakhir jadi masa yang sulit bagi bisnis furniture dan properti. Kebijakan pemerintah untuk memperketat mobilisasi masyarakat membuat makin sedikit orang yang membeli barang furniture untuk rumah dan kantor.
Salah satu bisnis yang terdampak adalah bisnis mebel atau furniture. Para pelaku usaha pasti ingin agar bisnis mereka dapat bertahan. Oleh karena itu, pebisnis harus tahu perkembangan tren dan beradaptasi pada perubahan agar bisa lebih memahami kebutuhan pasar.Peluang ini yang dilihat oleh salah satu pemuda Kelurahan Jingglong, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Bermodalkan media sosial untuk mencapai pangsa pasar yang luas.
“Diawali dengan melihat potensi yang ada kemudian digitalisasi melalui pemasaran online selain itu kita juga melayani produksi sesuai permintaan konsumen,” papar pemuda yang kesehariannya disebut Rino, Selasa (5/4/2022).
Lebih lanjut Rino mengatakan, dalam proses produksi mebel menggunakan bahan dari kayu dengan kualitas yang baik sehingga memiliki hasil maksimal.
“Untuk bahannya kita langsung ambil dari kayu blitar selatan, selain terjaga kualitasnya umur kayunya relatif tua sehingga lebih awet,” ucapnya.
Dalam penjualan, produksi mebelnya sudah merambah ke luar kota mulai dari Kediri, Tulungagung hingga Malang.
(Redaksi)
Komentar