oleh

Aroma Negatif Jalan Lingkar Timur Sumenep, Warung Kuliner Diduga Dibobol Maling

-Daerah-552 views

INBISBIS.ID, SUMENEP – Puluhan warung bambu non permanen berderet di sepanjang bantaran kali ruas Jalan Lingkar Timur sisi Utara, termasuk wilayah Kecamatan Kota Sumenep, yang dimana menjadi salah satu jujugan (tujuan) kuliner yang dapat memanjakan selera pengunjung dengan sajian cita rasa makanan dan minuman. Jujugan kuliner yang paling banyak diminati pengunjung adalah sajian makanan ikan bakar berbagai macam varian dan cita rasa.

Framing jujugan kuliner ini seakan menjadi hambar manakala ada sisi lain yang beraroma negatif, yakni pencurian. Kejadian tersebut dialami oleh beberapa pedagang yang berjualan, yang mana warung miliknya akhir-akhir ini diduga dibobol maling, Sabtu (23/4).

Ibu Lis, salah satu pemilik warung di Jalan Lingkar Timur Kota Sumenep mengaku, dalam bulan ini sudah 3 kali warung miliknya dibobol pencuri, dengan cara merusak kunci gembok pintu warung, sehingga beberapa barang miliknya raib, bahkan kotak amal milik salah satu Yayasan yang dititipkan juga ikut hilang dicuri maling.

“Kejadian pertama sekitar 3 pekan yang lalu, yang dicuri kotak amal milik salah satu Yayasan yang dititipkan. Kotak amal itu diletakkan didalam rombong dalam keadaan terkunci. Kuncinya dirusak dan kotak amalnya dicuri,” ungkap Lis panggilan pemilik warung tahu petis.

Lanjut Lis menuturkan, kejadian yang kedua sekitar 1 pekan yang lalu, warungnya lagi-lagi dibobol maling. Waktu itu sekitar pukul 15.00 WIB (sore hari), suaminya mau buka warung dan terkejut melihat pintu warung dalam keadaan terbuka dan kunci gembok ditemukan rusak dan berantakan. Setelah dilihat kedalam, ternyata Tong Gas LPG ukuran 3 kg sebanyak 6 buah sudah tidak ada ditempatnya.

“Kejadian yang kedua, barang yang hilang yaitu, tabung gas LPG 3 kg sebanyak 6 buah, Mie instan 2 karton, gula pasir 2 kg,” ungkapnya.

Selanjutnya kata Lis, kemarin (22/4) terjadi lagi, sehabis belanja dari pasar, suami Lis lagi-lagi menemukan pintu warung dalam keadaan terbuka, kunci gemboknya dirusak. Namun tidak ada barang-barang yang hilang, karena di dalam sudah tidak ada barang dan bahan jualan lagi.

“Sekarang bahan jualan di warung saya, sebagian sudah saya bawa pulang ke rumah, dan sebagian saya titipkan di warung kopi milik Dian (Kafe Katalis, red),” imbuhnya.

Lis mengaku, dirinya bingung dan tidak berani untuk laporan. Selain tidak tahu akan melapor ke siapa, Lis juga khawatir masalahnya jadi panjang, sehingga hanya menceritakan ke pemilik Kafe Katalis, yaitu Dian.

“Saya tidak berani dan tidak tahu mau lapor ke siapa. Nanti gara-gara saya melapor, saya tidak bisa jualan lagi. Pokoknya takut panjang masalahnya. Jadi saya pasrah saja, anggap sudah nasib saya. Sekarang barang saya titipkan disini, di warungnya Dian,” pungkas Lis mengaku sudah 5 tahun berjualan tahu petis diJalan Lingkar Timur sisi Utara.

Dian, Pemilik warung kopi (Cafe Katalis) membenarkan adanya kejadian pencurian di warung tersebut. Menurut Dian, berdasarkan pengakuan beberapa pemilik warung, ternyata bukan hanya pemilik warung tahu petis ini yang mengalami kehilangan. Beberapa warung lainnya juga pernah mengalami kehilangan, baik selama bulan puasa Ramadhan tahun ini, ataupun sebelumnya.

“Disini ini rawan mas, bukan hanya bulan sekarang, sebelum-sebelumnya pernah juga terjadi. Tahunya saya karena diceritain pemilik warung sebelah ini (penjual tahu petis, red) yang mana dia sudah 3 kali warungnya dibobol (dirusak) dan barang-barangnya dicuri orang,” ujarnya.

Menurut Dian, ternyata bukan hanya warung penjual tahu petis yang kehilangan, beberapa warung yang lainnya juga pernah kehilangan, yaitu penjual ikan bakar dan ayam geprek yang berada di sebelah Kafe Katalis.

“Yang jual ayam geprek disebelah ini, juga pernah kehilangan 2 buah Tong Gas LPG 3kg. Dan penjual ikan bakar di sebelah selatan warung saya ini juga pernah kehilangan, bahkan sampai 3 kali. Pokoknya disini rawanlah. Alhamdulillah kalau ditempat saya tidak pernah, dan semoga tidak terjadi lah,” harapannya.

Dian mengaku, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa saat orang yang yang kehilangan ini bercerita terkait kehilangannya. Dian sendiri mengaku tidak berani dan tidak tahu harus berbuat apa.

“Saya hanya kasihan dan tidak bisa berbuat apa-apa ketika mendengar aduan dan cerita dia ke saya. Saya malah bingung kenapa ngadunya ke saya. Yah, mungkin karena kita disini sering bertemu dan kumpul, sesama pedagang, wajarlah mereka bercerita,” pungkasnya.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kabupaten Sumenep Ach Laily Maulidy, saat dikonfirmasi melalui pesan aplikasi WhatsApp, terkait Informasi adanya gangguan Keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) berupa pencurian atau kehilangan barang milik pelaku usaha warung di Jalan Lingkar Timur, kota Sumenep. Hingga berita ini dinaikkan, belum ada respon.

Diberitakan sebelumnya oleh media ini (22/4), bahwa call center 112 Kabupaten Sumenep, tanggap melayani kedaruratan diantaranya, kebakaran, permintaan ambulance, bencana alam, keamanan ketertiban masyarakat, kecelakaan lalu lintas, kriminalitas, Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), evakuasi hewan buas atau liar, pohon tumbang dan tiang roboh.

Call center keadaan darurat 112 tanggap melayani nonstop 24 jam, salah satunya adalah, kedaruratan dalam hal Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas),” sebagaimana tertera di pamflet call center 112 Kabupaten Sumenep tanggap melayani.

(Redaksi)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *