INBISNIS.ID, RUTENG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manggarai, NTT, mengaku belum dapat memprediksi puncak kasus penyakit demam berdarah (DBD) lantaran sejauh ini belum ada kasus.
Hal ini disampaikan Kadis Kesehatan drg. Bertolomeus Hemapon saat ditemui menjawab wartawan di ruang kerjanya, pada Kamis (17/02).
Kata Hermapon walaupun belum ada kasus masyarakat diminta tetap waspada dan aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Ia melanjutkan, DBD merupakan penyakit yang sering terjadi di masyarakat. Oleh karena itu pihaknya mengingatkan masyarakat membasmi induk nyamuk yang sering muncul saat musim hujan. Kasus DBD sejak januari sampai Februari 2022 masih relatif rendah.
“Kasus DBD inikan kasus berbasis lingkungan, artinya muncul karena sampah, nyamuk. Tentunya kita mengedukasi masyarakat supaya patuhi 3M; Menguras, membersihkan, dan menutup,” jelasnya.
Katanya, kalaupun ada kasus, tentunya akan melakukan penyemprotan fogging dan tentu harus dirawat.
Untuk itu kata Bertolomeus, tahun ini, pihaknya akan melaksanakan deklarasi lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Ia mengungkapkan, peningkatan kualitas kesehatan merupakan salah satu upaya Pemkab Manggarai dalam mensejahterakan masyarakat.
Menurutnya, dengan menanamkan perilaku hidup sehat sesuai lima pilar STBM, maka masyarakat akan terhindarkan dari bermacam penyakit.
Kelima pilar STBM itu adalah stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengolahan makanan dan minuman rumah tangga, pengamanan sampah rumah tangga dan pengelolaan limbah cair rumah tangga.
Selain itu, penerapan lima pilar itu juga diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu dan anak yang masih cukup tinggi. Menurutnya, kematian ibu saat melahirkan tidak hanya karena proses persalinan saja. Namun, kondisi itu juga dipengaruhi oleh faktor kesehatan.
( Hendratias Iren / FF )
Komentar