INBISNIS.ID, MAKASSAR – “Merapatkan shaf waktu shalat berjamaah hanya sunnah, sementara mencegah terjangkit penyakit adalah wajib sembari mengutip Hadist yang dirawikan Imam Bochari,” tutur Dr K H Anwar Abbas MA dalam makalahnya pada Wibiner yang diadakan MUI bersama Kemeninfo 23/10.
Webinar yang bertajuk Perspektif Kesehatan Untuk Pemulihan Kesehatan Masyarakat Di masa Pandemi Berbasis Fatwa Ulama diadakan atas kerjasama MUI, sesi pertama menampilkan dua pemateri.
Anwar Abbas Wakil Ketua MUI yang juga Ketua PP Muhammadiyah seyogianya Pemerintah berterima kasih kepada umat, karena berkat sifat bantu membantu sampai tidak ada warga yang mati kelaparan, walau sembako dari Pemerintah terlambat dibagikan.
“Sejak akhir Maret 2020 Saya atas nama MUI telah minta agar Pemerintah menerapkan lock down, tapi tidak dipedulikan. Dilematis memang bagi Pemerintah dengan lockdown ekonomi akan berantakan namun mengatasi Covid berbarengan dengan pemulihan ekonomi juga tidak mudah.”
“Yang paling mencemaskan Saya krisis kesehatan sudah berimbas kepada krisis ekonomi. Lama kelamaan akan terjadi krisis sosial yang berujung krisis politik, bila rakyat sudah kelaparan.
Syukurlah dalam ajaran Islam tegas dikatakan; “Tidaklah beriman suatu kaum bila mereka membiarkan tetangganya kelaparan. Dan terbukti di kompleks tempat tinggal Saya warga yang berkecukupan ikhlas membantu warga yang kehilangan pekerjaan ”
“Di kalangan Ulama pun tutur mantan Wakil Rektor Unismuh Jakarta itu, ada dua yang sama sama ekstrem. Pendapat pertama harus kita menghindari wabah penyakit, seraya mengutip Hadist Nabi;
“Bila suatu daerah terjangkit wabah maka janganlah mendatangi tempat tersebut.”
“Bila kalian berada di daerah tersebut janganlah keluar rumah untuk mencegah penularan.”
Dasar inilah Fatwa MUI setelah menelaah pendapat scientist seperti Dokter, Epidemiology, dan ahli Imunologi, serta ahli kesehatan masyarakat.
Pendapat kedua sangat ekstrem. Hidup mati kita sudah tertulis di “Lauh Mahfuh” jadi tak usah takut sama Covid-19.
Anwar Abbas menganalogikan bila kita takut sama harimau atau Covid maka jauhilah. Manakala kita takut sama Allah swt maka mendekatkan kepada sang Khaliq.
Makanya Ia sependapat dengan Ketua MUI Sulsel Prof Dr K H Najamuddin H Abd Safa Lc MA dalam sambutannya, untuk merapatkan shaf waktu sholat berjamaah kita tunggu pendapat IDI dan Instruksi Satgas Covid-19.
Jawaban ini sekaligus menjawab banyaknya pertanyaan umat kepada MUI Sulsel tentang merapatkan shaf saat sholat berjamaah, aku Guru Besar UIN Alauddin itu.
Abbas mengingatkan kenapa Ibnu Sina dikagumi sebagai Bapak Kedokteran karena beliau Ulama, Filosof dan Dokter
“Inilah kekurangan kita di Indonesia. Ulama bukan dokter, Dokter bukan Ulama.Dan alangkah terangkatnya derajat Indonesia di dunia internasional bila dapat mengatasi Covid-19 dengan pendekatan keilmuan dan keagamaan,” tandasnya.
(Redaksi)
Komentar