inBISNIS.id, JAKARTA – Meski pandemi belum usai, keyakinan investor terhadap saham-saham properti terus menguat. Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke 3,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI beberapa bulan lalu menjadi salah satu katalisnya.
Ini adalah suku bunga acuan terendah sepanjang sejarah sejak bank sentral mengubah penghitungan dari bulanan menjadi per pekan, tepatnya pada 19 Agustus 2016.
Menangkap sinyal bank sentral, para investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung bereaksi. Sejumlah saham properti menjadi buruan. Beberapa saham seperti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) serta PT Alam Sutra Realty (ASRI) menguat tajam.
Analis pasar modal Fendi Susiyanto menilai, kenaikan saham-saham properti lebih banyak didorong oleh faktor sentimen penurunan suku bunga dan teknikal. Sebab, secara fundamental kinerja perusahaan properti belum pulih akibat pandemi covid-19 yang telah berlangsung sejak Maret lalu.
“Kenaikan saham properti masih didorong oleh faktor teknikal. Beberapa saham seperti APLN masih cukup murah, sementara prospeknya masih sangat bagus. Inilah yang membuat saham ini naik tajam pekan lalu,” ujar Fendi, pendiri Finvesol Consulting, seperti dikutip kontan.co.id
Sepanjang pekan lalu, saham APLN melesat 35% dari Rp 120 per saham hingga ke level Rp 162 per saham. Awal pekan ini saham perusahaan yang sedang getol membangun berbagai proyek hunian hijau tersebut berada di level Rp 162 per saham.
Menurut Fendi, secara teknikal saham APLN masih berpotensi menguat dikisaran Rp 170- Rp 200 per saham. Sementara secara fundamental book value per share masih tinggi, sebesar Rp 359.
“Tren penguatan akan terus terjadi jika di kuartal IV-2020 recovery ekonomi berjalan lebih baik, sehingga penjualan APLN juga tumbuh lebih tinggi,” katanya.
(Redaksi)
Komentar