INBISNIS.ID, DENPASAR – Pencemaran sungai dan sumber mata air merupakan hal yang harus mendapatkan perhatian serius oleh pemerintah maupun kelompok-kelompok lain dalam masyarakat. Hal ini karena peran dan fungsi air sangat vital bagi kehidupan tidak hanya manusia, tetapi juga alam berserta habitat di dalamnya.
“Air tercemar merusak ekosistem di dalam air. Kesehatan manusia pun juga terancam apabila menggunakan dan mengkonsumsi air yang tercemar, termasuk mengkonsumsi ikan yg hidup dalam air tercemar. Tingginya angka stunting juga dipengaruhi oleh salah satunya defisitnya air bersih”.
Hal ini diungkapkan pengurus Duta Hijau Bali, I Komang Adi Sudarta, saat diwawancarai melalui sambungan telepon, Selasa (22/03/2022).
Selain itu, I Komang Adi Sudarta, menyebutkan, bahwa dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan, khususnya sungai dan mata air, pemerintah melalui Peraturan Gubernur nome 24 Tahun 20220 tentang Perlindungan Danau, Mata Air, Sungai, dan Laut. Kendati demikian, dalam implementasinya, jelasnya, pada tataran kabupaten/kota hingga desa adat masih perlu ditingkatkan hingga pada sanksi-sanksi pelanggaranya, jika ada yang merusak lingkungan.
Terkait, sumber air yang telah terlanjur tercemar, masyarakat harus bergerak kolektif melakukan berbagai upaya untuk mengembalikan kebersihan, kemurnian, dan kesucianya. Melakukan pembersihan sampah yang mencemari sungai, memasang sekat jarring pada hilir sungai, menuangkan cairan Eco Enzyme untuk memurnikan air secara berkala, menebar benih ikan dan sebagianya.
“Hal ini karena air merupakan sumber kehidupan manusia dan keberadaan air sangat vital untuk aktivitas upacara di Bali. Semua elemen masyarakat memiliki peranan yang sama dalam hal menjaga air. Dan menjaga air bukan untuk kepentingan kita hari ini saja, tetapi demi kepentingan dan masa depan anak dan cucu kita di masa depan nanti,” terang I Komang Adi Sudarta.
Oleh karena itu Berdasarkan tema Hari Air Sedunia tahun 2022, yaitu “Air tanah, membuat yang tidak terlihat, menjadi terlihat” saya berharap masyarakat lebih menghargai keberadaan air dengan tidak mengeksploitasi air secara berlebihan.
“Lebih bijak menggunakan air, contoh sederhana menutup keran air saat nyabun supaya air tidak terus mengalir. Dan yang terpenting tidak mencemari air dengan sampah apalagi zat kimia,” I Komang Adi Sudarta.
Komentar