INBISNIS.ID, BALI – Tak terasa kita sudah beraktivitas lagi setelah libur Imlek kemarin. Nah, untuk memulai aktivitas kamu di Rabu pagi (2/1), yuk simak rangkuman kinerja pasar pagi ini.
Indeks Saham AS :
Indeks saham Amerika Serikat (AS) langsung berjaya mengawali bulan penuh kasih sayang. Tengok saja nilai indeks S&P 500 yang melonjak 0,7% dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) serta Nasdaq yang kompak melaju 0,8% pada sesi perdagangan Selasa (1/1).
Kinerja apik trio indeks saham Wall Street kemarin didorong oleh moncernya saham-saham energi. Hal ini terjadi setelah saham raksasa energi ExxonMobil ngegas 6% setelah mengumumkan akan melaksanakan program buyback saham senilai US$10 miliar meski melaporkan kinerja kuartal IV yang di bawah ekspektasi analis.
Sementara itu, saham-saham teknologi berkategori growth stocks ikutan manggung pada sesi perdagangan kemarin seiring antisipasi investor atas laporan keuangan induk usaha Google, Alphabet. Mujurnya, antisipasi investor tersebut juga menular ke kinerja saham kawannya, yakni Facebook (Meta) dan Amazon, yang rencananya juga akan melaporkan kinerja keuangannya pekan ini.
Dari sisi makroekonomi, kinerja indeks saham AS kemarin juga dipengaruhi oleh data manufaktur AS yang sedikit melambat pada Januari.
Data manufaktur ISM menunjukkan bahwa AS mencetak skor indeks manufaktur 57,6, melemah dibanding bulan lalu. Kendati demikian, angka tersebut tetap berada di atas 50, yang menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur AS dalam tahap ekspansi.
Sekadar informasi, industri manufaktur menyumbang 12% terhadap komponen Produk Domestik Bruto (PDB) AS.
Aset Kripto :
Beberapa aset kripto nampaknya tengah ketiban cuan pasca hari Imlek kemarin. Melansir Coinmarketcap pukul 07.41 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat bertengger di zona hijau dalam 24 jam terakhir.
Nilai Bitcoin (BTC), misalnya, melonjak 0,52% ke US$38.542,92 per keping. Sementara itu, nilai pesaing terdekatnya Ether (ETH) ikutan loncat 3,22% ke US$2.771,39 per keping di waktu yang sama.
Hal serupa juga terjadi di kelompok altcoin lainnya. Nilai kelompok geng “pembunuh Ethereum” seperti Cardano (ADA), Polkadot (DOT), dan Avalanche (AVAX) masing-masing meningkat 3,44%, 1,87%, dan 6,87% dalam sehari terakhir.
Altcoin lain juga ketiban durian runtuh. Tengok saja nilai Dogecoin (DOGE) dan Terra (LUNA) yang masing-masing menguat 1,12% dan 0,77% di waktu yang sama. Tak ketinggalan, nilai Polygon (MATIC) juga nanjak 0,37% dalam sehari terakhir.
Secara umum, pergerakan nilai aset kripto yang moncer disebabkan oleh maraknya sentimen positif ke pasar kripto, khususnya adopsi BTC oleh investor institusi. Mereka diduga melakukan langkah tersebut mumpung harga aset kripto sedang murah (buy the dip).
Kemarin, Microstrategy mengumumkan telah memborong 660 BTC dengan harga US$37.865 per keping sebagai bagian dari portofolionya. Selain itu, data Coinshares menunjukkan bahwa aliran dana (inflow) ke pasar BTC mencapai US$22 juta pekan lalu. Hal ini tentu menggembirakan setelah pasar BTC mencetak outflow US$107 juta sepekan seeblumnya gara-gara pengumuman The Fed.
Kemudian, terdapat sentimen lain bahwa suplai BTC di pasaran tengah mengetat. Data on-chain memperlihatkan bahwa pasokan BTC di platform exchange kripto susut ke level terendahnya yakni 13,27%.
Hanya saja, terdapat sentimen negatif lain yang mengadang laju aset kripto, utamanya datang dari India. Kemarin, Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman mengatakan pemerintah negara Bollywood itu akan mengenakan pajak penghasilan 30% dari cuan aktivitas kripto.
Meski sentimen regulasi pemerintah selalu jadi aral bagi laju kripto, kali ini pelaku pasar memilih tak bergeming merespons niatan tersebut. Sebab, hal ini merupakan sinyal bahwa pemerintah India mulai “melunak” terhadap aset kripto setelah sebelumnya mereka justru berniat melarang aktivitas berbau kripto secara total.
Adapun bintang utama aset kripto pagi ini adalah Solana (SOL) yang nilainya loncat 9,44% pada pagi ini. Peristiwa ini terjadi pasca pengembang Solana, SolanaLabs, meluncurkan protokol pembayaran bernama Solana Pay untuk memfasilitasi jual-beli daring.
Emas :
Harga emas di pasar spot bertengger di US$1.801,4 per ons pada pukul 08.02 WIB, melonjak 0,2% dibanding sehari sebelumnya.
Nilai sang logam mulia terus melaju seiring pelemahan nilai Dolar AS. Sekadar informasi, pelemahan nilai sang aset greenback akan membuat harga emas menjadi relatif lebih murah bagi mereka yang jarang bertransaksi menggunakan mata uang tersebut. Akibatnya, permintaan emas meningkat dan bikin harganya loncat.
Di waktu yang sama, pamor emas sebagai aset safe haven kembali mencuat setelah pelaku pasar kembali mencemaskan tensi geopolitik antara negara-negara barat dan Rusia di perbatasan Rusia-Ukraina. Maklum, emas adalah aset penyimpan kekayaan mumpuni ketika situasi ekonomi tak menentu.
Dolar AS :
Nilai indeks Dolar AS nangkring di posisi 96,27 pada pukul 08.05 WIB, melemah 0,12% dibanding sehari sebelumnya.
Nilai mata uang negara Paman Sam itu melorot setelah rentetan pejabat The Fed mengatakan bahwa suku bunga acuan Fed Rate mungkin tidak akan dikerek langsung sebesar 0,5% pada Maret mendatang. Selain itu, pasar modal global yang lagi reli juga meredam daya tarik Dolar AS sebagai aset safe haven.
Komentar